Krjogja.com - PURWOKERTO – Bank Indonesia (BI) terus memperkuat peran strategisnya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sistem pembayaran, dan sistem keuangan nasional. Hal ini menjadi amanat utama dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.
Kepala Unit Data Statistik dan Kehumasan Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Alnopri Hadi, mengatakan ketiga peran tersebut dijalankan lewat berbagai kebijakan terarah.
Baca Juga: Pieter Huistra Bicara tentang Hokky Caraka dan Dominicus Dion, Pasang Badan untuk Pemain PSS
“Stabilitas nilai rupiah dikendalikan lewat inflasi dan nilai tukar. Untuk sistem pembayaran, BI menjamin kelancaran transaksi dan ketersediaan uang yang layak edar, sedangkan sistem keuangan diperkuat agar tangguh terhadap gejolak,” ujarnya dalam kegiatan Capacity Building Wartawan Banyumas Raya, Senin (28/7/2025).
Alnopri menegaskan BI tetap independen dalam pengambilan keputusan, namun menjalin koordinasi erat dan transparan dengan pemerintah. Dalam pengendalian inflasi, BI mengacu pada target nasional 2,5 persen ±1 persen dan inflasi pangan 3-5 persen hingga 2026.
Strategi BI dijalankan melalui pendekatan 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif, ditambah penguatan digitalisasi data. Dalam forum TPID Jawa Tengah awal Juli lalu, BI mendorong penguatan LP2B, kerja sama antarwilayah, dan optimalisasi logistik untuk menekan fluktuasi harga pangan.
Baca Juga: Pariwisata Perhotelan Aman dan Nyaman, ACSH - Polda DIY Baksos Sembako
Data KPw BI Purwokerto menunjukkan, inflasi tahunan per Juni 2025 sebesar 2,00 persen di Purwokerto dan 2,18 persen di Cilacap. “Pendorong utama inflasi masih komoditas pangan akibat pasokan berkurang dan permintaan naik saat Idul Adha dan libur sekolah,” imbuhnya.
Dari sisi pertumbuhan, ekonomi wilayah Banyumas Raya tumbuh 2,35 persen (yoy) pada triwulan I 2025. Banyumas, Banjarnegara, dan Purbalingga berkontribusi positif, dengan sektor industri, pertanian, dan perdagangan sebagai penopang utama.
Optimisme konsumen juga meningkat. Survei BI pada Juni mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Purwokerto sebesar 122,5, naik dari bulan sebelumnya dan melampaui rata-rata nasional.
Sementara itu, Kepala KPw BI Purwokerto Christoveny menjelaskan bahwa kegiatan Capacity Building juga bertujuan meningkatkan kapasitas jurnalis dalam menyajikan informasi ekonomi yang faktual, akurat, dan bebas hoaks. “Media punya peran strategis dalam membentuk ekspektasi publik dan menjaga keandalan informasi,” ujarnya.
Ia menyinggung data Kementerian Kominfo yang mencatat kenaikan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) dari 43,18 (2023) menjadi 43,34 (2024), terutama dari aspek keterampilan digital. Namun, ia mengingatkan masih ada tantangan pemerataan literasi digital di wilayah Banyumas Raya.
“IMDI Banyumas sudah cukup tinggi, tapi banyak daerah sekitar masih di kategori cukup. Artinya, peningkatan literasi digital dan pemerataan informasi tetap jadi prioritas,” tegasnya.
Christoveny berharap kegiatan ini mendorong jurnalis tidak hanya memahami isu-isu ekonomi seperti inflasi dan peran BI, tetapi juga menguasai keterampilan teknis jurnalistik dan teknologi digital secara lebih mendalam. (Dri)