JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, defisit APBN hingga 31 Agustus 2025 mencapai Rp 321,6 triliun atau 1, 35 persen dari PDB. Sementara pendapatan negara mencapai Rp 1.638,7 triliun atau 57,2 persen sementara belanja negara mencapai Rp 1.960,3 triliun atau 55,0 persen PDB.
“Pelebaran defisit ini terjadi lantaran realisasi belanja negara lebih besar jika dibandingkan dengan penerimaan negara yang masuk, defisit APBN hingga 31 Agustus 2025 mencapai Rp 321,6 triliun atau 1, 35 persen dari PDB,” kata Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, dalam APBNKita di Jakarta, Senin (22/9).
Ditegaskan, untuk penerimaan perpajakan mencapai Rp 1.330,4 triliun atau 55,7 persen dari pagu yang mencapai Rp 2.387,3 triliun.
Baca Juga: Demokrat Ambil Sikap Pasca Mudurnya Anas Dari Ketua DPRD Banjarnrgara
Sementara untuk penerimaan dari pajak mencapai Rp 1.135,5 triliun atau 54,7 dari target yang mencapai Rp 2.075,9 triliun.
Untuk penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 194,9 triliun atau 62,9 persen dari pagi yang mencapai Rp 310,4 triliun. Serta penerimaan negara bukan pajak Rp 306,8 triliun atau Rp 64,3 triliun dari target Rp 477,2 triliun.
Sementara belanja negara mencapai Rp 1.960,3 triliun dengan rincian belanja pusat memcapai Rp 1.388,8 triliun atau 52,1 dari target Rp 2.663,4 triliun.
Baca Juga: Prabowo di PBB: Indonesia Siap Akui Israel Jika Palestina Merdeka
Adapun belanja K/L mencapai Rp 685,0 triliun atau 53,8 persen dari Rp 1.275,6 triliun. Serta belanja non K/L mencapai Rp 702,8 atau 50,6 persen sebesar Rp 1.387,8 triliun.
Sementara transfer ke daerah Rp 22 triliun atau 22 persen dari Rp 100,5 triliun.
Purbaya mengatakan bahwa pemerintah akan menggenjot belanja negara di sisa akhir tahun ini.
"Masih ada belanja yang akan dipercepat lagi sehingga keseimbangan primernya sesuai dengan desain waktu kita buat anggaran untuk tahun 2025," ujar Purbaya . (Lmg)