KRJOGJA.com - Yogya - Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) terus mengembangkan usahanya dalam industri perbankan syariah Nasional. Karena itu, perseroan bersiap melakukan pemisahan usaha dengan induk usaha atau spin off yang direncakan selesai pada Mei 2026.
Direktur Syariah Banking Bank CIMB Niaga, Pandji P Djajanegara, menegaskan pentingnya inovasi, digitalisasi, dan kesetaraan layanan antara segmen konvensional dan syariah sebagai kunci pengembangan industri perbankan syariah nasional.
Karena itu, kata Panji Spin Off Sebagai langkah strategis jangka panjang, CIMB Niaga menargetkan pemisahan (spin off) Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pada kuartal I tahun 2026. Proses ini, menurut Pandji, telah dimulai sejak 2023 dan akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan CIMB Niaga Syariah menuju kemandirian.
Baca Juga: Muncul Suara Baru, Audira Putri Hadirkan Balada Rasa
“Spin off ini bukan sekadar kewajiban regulasi dari OJK, tetapi juga strategi untuk mempercepat inovasi dan memperkuat identitas kami sebagai bank syariah yang modern, inklusif, dan berdaya saing global,” tegasnya.
Pandji optimistis, dengan dukungan digitalisasi, inovasi produk, dan penguatan nilai syariah, CIMB Niaga Syariah mampu menjadi pionir dalam menghadirkan layanan keuangan yang berorientasi pada keberlanjutan dan kesejahteraan. “Kami ingin membuktikan bahwa bank syariah bukan hanya alternatif, melainkan pilihan utama bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Selain inovasi digital, Pandji juga menyoroti pentingnya membangun ekosistem ekonomi syariah yang terhubung dengan sektor riil. CIMB Niaga Syariah aktif mendorong pembiayaan untuk sektor UMKM, properti, kendaraan, hingga pendidikan. Melalui skema pembiayaan murabahah dan kemitraan dengan Bursa Komoditi Indonesia (ICDX), bank ini berupaya menghadirkan produk yang tidak hanya kompetitif tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. “Bank syariah harus menjadi bagian dari solusi sosial-ekonomi, bukan sekadar institusi keuangan,” tambahnya.
Dari sisi kinerja, Pandji mengungkapkan bahwa pertumbuhan CIMB Niaga Syariah terus menunjukkan tren positif. Pembiayaan tumbuh rata-rata 17 persen per tahun, aset mencapai lebih dari Rp 55 triliun, dan pendapatan sebelum pajak naik lebih dari 26 persen secara tahunan. Meskipun demikian, ia mengakui masih ada pekerjaan besar dalam memperkuat pangsa pasar perbankan syariah yang secara nasional masih berada di kisaran 7–8 persen.
“Daya saing dan literasi masyarakat terhadap keuangan syariah harus terus ditingkatkan. Di sinilah peran bank untuk hadir lebih dekat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas Pandji. (*)