Krjogja.com - YOGYA - Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan di DIY pada Januari 2023 mencapai 119,01 atau mengalami deflasi sebesar 0,33 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 119,41.
Penurunan IHK dipengaruhi oleh turunnya tiga kelompok, yaitu Makanan, minuman, dan tembakau 0,45 persen, Transportasi 1,09 persen dan Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,14 persen.
Kepala BPS DIY Sugeng Arianto mengatakan perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah pedesaan.
Enam kelompok naik, berupa Pakaian dan alas kaki 0,16 persen, Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya 0,09 persen serta Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,15 persen,
“Diikuti kenaikan Kesehatan 0,22 persen, Penyediaan makanan dan minuman 0,34 persen serta Perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,79 persen. Sedangkan kelompok Rekreasi, olahraga, dan budaya, dan Pendidikan tidak mengalami perubahan,” ujarnya di Yogyakarta, Selasa (7/2/2023).
Sugeng menyampaikan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
Di mana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi (IKRT) dari komponen indeks harga yang dibayar petani, maka NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani.
“Pada Januari 2023 NTUP mengalami kenaikan indeks sebesar 1,00 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 101,67 menjadi 102,69. BPPBM mengalami kenaikan indeks sebesar 0,24 persen, penyumbang kenaikan BPPBM yaitu: sewa tanah sawah, upah menanam, upah memanen, dan bakalan sapi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sugeng menambahkan dua subsektor mengalami kenaikan yaitu tanaman pangan 2,70, dan hortikultura sebesar 3,30 persen.
Sedangkan tiga subsektor turun, yaitu: tanaman perkebunan rakyat turun 2,79 persen, peternakan 2,89 persen, dan perikanan sebesar 0,03 persen. (Ira)