keuangan

Nilai Ekspor DIY Tertekan, Impor Justru Naik

Kamis, 6 Oktober 2022 | 17:10 WIB
Ilustrasi

Krjogja.com - YOGYA - Ekspor DIY pada Agustus 2022 mencapai US$46,9 juta, turun 0,85 persen dibanding bulan sebelumnya. Sebaliknya impor Agustus 2022 senilai US$10,5 juta, naik 11,70 persen. Neraca perdagangan DIY Agustus 2022 mengalami surplus US$36,4 juta. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus US$30,8 juta.


"Nilai ekspor DIY 2022 mencapai US$46,9 juta atau turun 0,85 persen dibanding Juli 2022. Dibanding Agustus 2021 nilai ekspor naik sebesar 6,83 persen. Secara kumulatif, nilai ekspor DIY Januari–Agustus 2022 mencapai US$401,6 juta atau naik 16,85 persen dibanding periode yang sama tahun 2021," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Sugeng Arianto di Yogyakarta, Kamis (6/10/2022).


Sugeng mengatakan ekspor Agustus 2022 terbesar adalah ke Amerika Serikat US$19,6 juta, disusul Jerman dan Australia masing-masing US$3,7 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 57,57 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa US$11,7 juta dan ASEAN US$1,1 juta. Penurunan terbesar ekspor Agustus 2022 terhadap Juli 2022 terjadi pada kertas/karton US$1,3 juta (59,09 persen).


"Menurut sektor, ekspor hasil pertanian Agustus 2022 turun 33,33 persen dibanding Juli 2022. Sementara, ekspor hasil industri pengolahan turun 0,64 persen. Dibanding Agustus 2021, ekspor hasil pertanian naik 100,00 persen. Sementara ekspor hasil industri pengolahan naik 6,62 persen," tuturnya.


Nilai impor DIY Agustus 2022 mencapai US$10,5 juta, disebut Sugeng naik 11,70 persen dibandingkan Juli 2022. Sebaliknya jika dibandingkan Agustus 2021, nilai impor turun 19,85 persen. Secara kumulatif, nilai impor Januari-Agustus 2022 mencapai US$95,3 juta atau turun 4,80 persen dibanding periode yang sama 2021.


"Tiga negara pemasok barang impor terbesar Agustus 2022 adalah China US$4,7 juta, Hongkong US$1,9 juta dan Taiwan US$0,9 juta. Kenaikan impor terbesar dari China yaitu US$1,5 juta (46,88 persen) dan penurunan terbesar dari Korea Selatan US$0,5 juta (41,67 persen). Tiga negara pemasok barang impor terbesar selama Januari-Agustus 2022 adalah China 39,03 persen, Hongkong 20,36 persen dan Taiwan 9,44 persen," terang Sugeng.


Lebih lanjut, Sugeng menambahkan tiga besar kelompok komoditas impor Agustus 2022 adalah filamen buatan US$2,7 juta, kain tenunan khusus US$1,2 juta dan kapas US$0,9 juta. Peningkatan impor golongan barang terbesar Agustus 2022 dibandingkan Juli 2022 adalah mesin / peralatan listrik US$0,4 juta (200,00 persen). Sedangkan penurunan terbesar adalah mesin-mesin / pesawat mekanik US$0,2 juta (66,67 persen).


"Dari golongan penggunaan barang, nilai impor Agustus 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada barang konsumsi 86,96 persen. Demikian juga bahan baku/penolong turun 1,96 persen. Sementara, barang modal turun 66,67 persen," pungkasnya.(Ira)

Tags

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB