JAKARTA, KRJOGJA.com - Harga minyak menetap lebih tinggi pada hari Jumat tetapi membukukan penurunan mingguan tertajam sejak November, karena para pedagang menilai potensi perbaikan pada prospek pasokan yang telah terganggu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Harga minyak mentah telah melonjak sejak invasi, yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus.†Minggu ini, patokan berjangka mencapai level tertinggi sejak 2008, kemudian mundur tajam karena beberapa negara produsen mengisyaratkan mereka dapat meningkatkan pasokan.
Pada hari Jumat, kekhawatiran pasokan tumbuh ketika pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 menghadapi ancaman keruntuhan setelah permintaan Rusia pada menit-menit terakhir memaksa kekuatan dunia untuk menghentikan negosiasi.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (12/3/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 3,34, atau 3,1 persen, pada hari Jumat, menetap di USD 112,67 per barel, setelah mencapai sesi terendah di USD 107,13.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 3,31, atau 3,1 persen, menjadi menetap di USD 109,33 per barel, dari terendah sesi di USD 104,48.
“Pembicaraan Iran yang tertunda adalah salah satu faktor pendukung pasar,†kata analis UBS Giovanni Staunovo. Ia menambahkan bahwa pelaku pasar sekarang akan melacak dengan cermat data ekspor Rusia untuk mengetahui seberapa banyak (pasokan) terganggu.â€
Presiden AS Joe Biden mengatakan negara-negara industri G7 akan mencabut status perdagangan "negara paling disukai" Rusia, dan mengumumkan larangan AS terhadap makanan laut, alkohol, dan berlian Rusia. Amerika Serikat melarang minyak Rusia minggu ini.(*)