GUNA memulihkan perekonomian nasional, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelontorkan dana mendukukung program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) berupa restrukturisasi, subsidi bunga dan pinjaman baru kepada para pelaku UMKM dalam rangka mengembangkan usaha mikro. Program ini terbukti efektif dan berdampak positif bagi kelangsungan usaha mikro tersebut.
Hal tersebut terlihat dari survey BMSI 2020 yang dilakukan oleh BRI di 33 provinsi yang melibatkan 5000 responden yang terdiri dari para pelaku UMKM, terjadi kenaikan sebanyak 67% dibanding tahun lalu.
BMSI merupakan index yang menilai klasifikasi terdiri dari indek aktivitas bisnis untuk melihat situasi sekarang dan 3 bulan mendating. Index ini sebagai tolak ukur UMKM dan sebagai kepedulian BRI.
Menurut Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Sunarso, kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah menunjukan cukup baik, meskipun pertumbuhan ekonomi di kuartal 4 masih mengalami minus 0,42% namun secara historis pertumbuhan ekonomi terbilang cukup baik. Dunia usaha optimistis menyongsong tahun 2021 yang tercermin dalam survey aktivitas bisnis UMKM BRI pada kuartal IV Tahun 2020.
"Hasilnya ada indikasi UMKM mulai menggeliat dan memiliki optimisme perbaikan. Karena itu, tema 2020 yaitu optimisme pelaku UMKM di tengah tantangan pemulihan ekonomi. Hasil lainnya kegiatan usaha UMKM BRI Micro yang turun dari 84,2 pada kuartal 3 2020 menjadi 81,5 kuartal 4 2020," papar Sunarso.
Dia mengatakan penurunan itu sejalan dengan penurunan produk domestik yang minus 4.042%. Penurunan tersebut disebabkan 3 faktor yaitu dampak penurunan sosial masyarakat, pembatasan aktivasi UMKM dan pengetatan PSBB serta pengurangan libur natal 2020 dan tahun baru. Sehingga menekan kinerja bisnis umkm, meskipun BMSI menurun namun kinerja UMKM tetap membaik.
"Penyambutan pemulihan ekonomi 2021 menambah keyakinan para pelaku usaha UMKM akan sesuai tujuan pembiayaan seperti membeli bahan baku berupa benih atau bibit, pupuk serta obat-obatan pestisida dan juga barang dagangan naik sekitar 76,7% terutama hal ini terjadi pada kategori usaha kecil dan indek," tandasnya.
Meskipun aktivitas menurun, kata Sunarso tetapi optimisme itu tetap terjaga dan bahkan indek kepercayaan terhadap pemerintah dari para pelaku UMKM masih tetap tinggi. "Di BRI saat ini terdapat lebih dari 10,2 juta nasabah mikro di mana 93% diantaranya masih kategori ulta mikro yang jumlahnya mencapai 9,5 juta dengan pembiayaan sebesar Rp 205 triliun," katanya.
Sunarso menambahkan BRI menyadari untuk memberdayakan usaha ultra mikro tersebut dibutuhkan teknologi dan digitalisasi sehingga mampu melayani masyarakat luas dengan biaya murah. "Kami juga akan mempersingkat proses agar nasabah bisa memperoleh akses pendanaan terutama dengan tenor pendek. Hal ini demi memperluas layanan kepada masyarakat dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional," pungkas Sunarso. (*)