JAKARTA, KRJOGJA.com - Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS) Suhariyanto, di Jakarta, Rabu (15/4) mejelaskan nilai impor Indonesia Maret 2020 mencapai 13,35 miliar dolar AS naik 15,60 persen dibanding Februari 2020. Sementara apabila dibandingkan Maret 2019 turun 0,75 persen. Sementara impor nonmigas Maret 2020 mencapai 11,74 miliar dolar AS naik 19,83 persen dibanding Februari 2020. Namun jika dibandingkan Maret 2019 turun 1,56 persen.
"Untuk impor migas Maret 2020 mencapai 1,61 miliar dolar AS turun 8,07 persen dibanding Februari 2020. Sebaliknya meningkat 5,64 persen jika dibandingkan Maret 2019. Peningkatan impor nonmigas terbesar Maret 2020 dibanding Februari 2020 adalah golongan mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 422,8 juta dolar AS (35,60 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan mekanis sebesar US$97,5 juta (5,09 persen)," paparnya.
Dia menjelaskan negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Maret 2020 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai 8,91 miliar dolar AS (26,34 persen), Jepang dengan nilai 3,60 miliar dolar AS (10,63 persen), dan Thailand dengan nilai 2,26 miliar dolar AS (6,67 persen). Impor nonmigas dari ASEAN sebesar dolar AS 7,16 miliar (21,18 persen), sementara dari Uni Eropa sebesar 2,61 miliar dolar AS (7,72 persen).
Karena itu, kata Suhariyanto neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2020 mengalami surplus sebesar 0,74 miliar dolar AS. Surplus ini terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan impor.Nilai ekspor pada Maret 2020 mencapai 14,09 miliar dolar AS dan impornya ,mencapai 13,35 miliar dolar AS. Sementara neraca perdagangan Indonesia dari Januari-Maret 2020 juga mengalami surplus sebesar 2,62 miliar dolar AS. Adapun total ekspor Indonesia dari Januari- Maret 2020 mencapai 41,78 miliar dolar AS, sedangkan impor pada periode yang sama mencapai 39,16 miliar dolar AS. ( Lmg)