keuangan

Proyek Infrastruktur Terancam Akibat Rupiah Loyo?

Sabtu, 14 Oktober 2017 | 02:30 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan hingga sempat menyentuh level Rp 13.521 per dolar Amerika Serikat (AS). Depresiasi kurs ini dapat mengakibatkan beberapa proyek infrastruktur mandek, karena perusahaan tak lagi mampu menanggung biaya impor bahan bangunan yang membengkak.

Wakil Ketua Komite Tetap Pengembangan SDM Infrastruktur Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Dandung Sri Harninto dalam keterangannya mengungkapkan, ‎pelemahan rupiah telah berdampak pada peningkatan ongkos proyek infrastruktur. Pasalnya, bahan bangunan untuk proyek infrastruktur masih dominan impor.

"Pasti ada dampaknya. Jalan tol Trans Sumatera misalnya, sudah kita coba hitung komponen impornya 60 persen. Jadi tergantung teknologi, metode yang digunakan. Perkiraan saya, komponen impor proyek simpang susun Semanggi ‎60 persen, dari dalam negerinya tidak lebih dari 40 persen," kata dia, Jumat (12/10/2017).

Dandung ‎lebih jauh menerangkan, perusahaan konstruksi maupun penyuplai bahan bangunan mulai ketar-ketir bila depresiasi rupiah sudah mencapai 10 persen. Dia beralasan, perusahaan biasanya mengambil marjin atau keuntungan 10 persen sampai 20 persen.

"Ketika rupiah sudah melemah lebih dari 10 persen, sedangkan marjin cuma 10 persen, ya kita jadi nombok. Harga bahan-bahan kan naik, akhirnya tidak bisa suplai dan proyek bisa stuck atau mandek," tuturnya.

"BUMN biasanya suka bayar seenaknya. Kita sudah suplai, tapi bayarnya 6 bulan kemudian. Kita utang di bank 15 persen, jadi nanggung bunga 7 persen selama 6 bulan. Kita ambil untung 20 persen, buat bayar bunga 7 ‎persen dan fluktuasi rupiah 10 persen. Habis dong, mending tidak usah ambil dan proyek juga bakal selesai," tambah Dandung.(*)

Tags

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB