Krjogja.com, YOGYA - Ekspor DIY pada Oktober 2023 mencapai US$39,1 juta, naik 5,39 persen dibanding bulan sebelumnya. Begitu pula impor Oktober 2023 senilai US$11,4 juta, naik 3,64 persen dibanding bulan sebelumnya.
Neraca perdagangan DIY Oktober 2023 mengalami surplus US$27,7 juta, lebih rendah qtq dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus sebesar US$28,8 juta.
Kepala BPS DIY Herum Fajarwati mengatakan nilai ekspor DIY pada Oktober mencapai US$39,1 juta atau naik 5,39 persen dibanding September 2023. Dibanding Oktober 2022 nilai ekspor turun sebesar 1,01 persen.
Baca Juga: Defisit APBD 2024 Kabupaten Temanggung Ditargetkan Rp 137,5 Miliar
Secara kumulatif, nilai ekspor DIY pada Januari-Oktober 2023 mencapai US$386,3 juta atau turun 20,45 persen dibanding periode yang sama tahun 2022.
"Ekspor Oktober 2023 terbesar adalah ke Amerika Serikat (AS) US$16,2 juta, disusul Jerman dan Australia masing-masing US$2,7 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 55,24 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa sebesar US$7,7 juta dan ASEAN sebesar US$1,1 juta," ujarnya di Yogyakarta, Minggu (3/12/2023).
Herum menyampaikan kenaikan terbesar ekspor Oktober 2023 terhadap September 2023 terjadi pada pakaian jadi bukan rajutan sebesar US$0,9 juta. Sementara penurunan terbesar adalah kertas / karton sebesar US$1,0 juta.
Baca Juga: Terlalu! Setelah Dibacok Pakai Clurit Korban Diminta Uangnya
"Dari sektor, ekspor hasil pertanian Oktober 2023 nak 50 persen dibanding September 2023. Sedangkan, ekspor hasil industri pengolahan naik 5,15 persen. Dibanding Oktober 2022, ekspor hasil pertanian mempunyai nilai yang sama. Sementara ekspor hasil industri pengolahan turun 1,02 persen," tuturnya.
Nilai impor DIY Oktober 2023 mencapai US$11,4 juta, naik 3,64 persen dibandingkan September 2023. Sementara jika dibandingkan Oktober 2022, nilai impor naik 7,55 persen. Secara kumulatif, nilai impor Januari-Oktober 2023 mencapai US$104,3 juta atau turun 14,44 persen dibanding periode yang sama 2022.
"Tiga negara pemasok barang impor terbesar Oktober 2023 adalah China sebesar US$5,0 juta kemudian Hongkong US$1,9 juta dan Korea Selatan US$1,1 juta. Kenaikan impor terbesar dari China US$0,9 juta dan penurunan terbesar dari AS US$0,5 juta. Negara pemasok barang impor terbesar selama Januari-Oktober 2023 adalah China US$39,6 juta," tutur Herum.
Sementara itu, Herum menyebut tiga besar kelompok komoditas impor Oktober 2023 adalah kain rajutan US$2,1 juta; filamen buatan sebesar US$1,6 juta; dan kain ditenun berlapis sebesar US$1,0 juta. Kenaikan impor golongan barang terbesar Oktober 2023 dibandingkan September 2023 adalah filamen buatan US$0,5 juta.
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Oktober 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya barang konsumsi naik 250 persen. Sementara bahan baku/penolong naik 1 persen. Sedangkan, barang modal naik 50l persen. (*)