Krjogja.com - YOGYA - Secara tahunan DIY mencatatkan inflasi yang terkendali, masuk dalam range 3±1%, meskipun secara bulanan masih mencatatkan inflasi. Berdasarkan hasil rilis BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY pada Desember 2023 mengalami inflasi sebesar 0,35% (mtm).
Dengan capaian tersebut, inflasi DIY pada 2023 secara keseluruhan tahun berada pada level 3,17% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan capaian November 2023 (3,48% yoy).
Capaian inflasi ini menunjukkan upaya pengendalian inflasi yang telah dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang positif.
Baca Juga: Apel Akbar Hari Amal Bakti Kemenang, Tingkatkan Pengabdian, Wujudkan Kerukunan Umat
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Ibrahim mengatakan sesuai dengan siklusnya, melonjaknya wisatawan pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong peningkatan konsumsi sehingga pemicu inflasi utamanya masih berasal dari kelompok pangan yakni cabai merah, bawang merah, tomat dan cabai rawit.
Hasil produksi di beberapa daerah sentra penghasil cabai seperti Gunungkidul dan Sleman pun disalurkan ke daerah lain sehingga pasokan yang ada di DIY cenderung terbatas ditengah tingginya permintaan.
"Kondisi serupa terjadi pada komoditas bawang merah yang mengalami keterbatasan pasokan akibat belum mulainya musim tanam di sentra Kulonprogo dan Bantul sehingga memicu peningkatan harga. Untuk memenuhi lonjakan permintaan, beberapa pasar di DIY mendatangkan stok bawang merah dari luar daerah sehingga harganya relatif tinggi," papar Ibrahim dikantornya, Rabu (3/1/2024).
Baca Juga: Toko Variasi Motor Diminta Tidak Jual Knalpot Brong dan Racing
Sementara, faktor global turut mendorong kenaikan inflasi melalui peningkatan harga komoditas emas perhiasan.Laju inflasi pada Desember 2023 tertahan komoditas daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, daging sapi dan bensin.
Penurunan harga daging ayam ras dan daging sapi terjadi karena pasokan yang masih terjaga. Lebih lanjut, Ibrahim menyampaikan deflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga disebabkan oleh penurunan harga LPG.
Senada dengan hal tersebut, deflasi pada komoditas bensin juga disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia yang direspon pemerintah dengan kebijakan penyesuaian harga BBM non subsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex) yang berlaku sejak November 2023.
Baca Juga: Cek Payung dan Jas Hujan Mas Mbak, Jogja Berpotensi Hujan Ringan - Lebat Hari Ini
"Mencermati kondisi terkini, Bank Indonesia DIY bersama dengan TPID DIY mengapresiasi peran aktif seluruh pihak yang telah bersinergi dan berkolaborasi dalam pengendalian inflasi selama tahun 2023," tandasnya.
Untuk mengantisipasi risiko inflasi ke depan, BI bersama TPID DIY akan terus memperkuat sinergi melalui berbagai program kerja untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif termasuk di dalamnya melalui penguatan roadmap TPID DIY tahun 2024 serta meneruskan upaya-upaya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). (*)