Krjogja.com, JAKARTA - Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024, total volume penjualan semen PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI/Perusahaan) mencapai 9,8 juta ton dengan pendapatan Rp 8,74 triliun.
Sementara itu beban pokok pendapatan Rp7 triliun, laba bruto: Rp 1,7 triliun, dan EBITDA Rp 1,4 triliun sehingga laba periode berjalan Rp 422 miliar.
Demikian siaran pers dari PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI/Perusahaan) yang diterima Redaksi, Sabtu (16/11). Pada kesempatan ini juga dijelaskan tinjauan kinerja dan tantangan Industri, di mana perlambatan ekonomi global memengaruhi aktivitas ekonomi domestik berdampak pada kinerja industri semen.
Berdasar laporan Asosiasi Semen Indonesia (ASI), konsumsi pasar semen domestik mengalami penurunan 2,5% year-on-year dari Januari hingga September 2024.
Meskipun demikian, Direktur Utama SBI, Asri Mukhtar, menyatakan bahwa SBI tetap optimis terhadap fundamental ekonomi Indonesia, didukung komitmen pemerintah dalam melanjutkan pembangunan infrastruktur dan pemenuhan backlog perumahan sebesar 9,9 juta unit.
Asri Mukhtar menyampaikan, SBI mendukung upaya pemerintah yang akan menyediakan infrastruktur dan perumahan bagi masyarakat, serta membuka peluang pertumbuhan bagi sektor bahan bangunan.
SBI terus berinovasi dalam portofolio produk semen yang berkualitas dan ramah lingkungan, di antaranya dengan produk beremisi karbon lebih rendah hingga 38% dibandingkan semen konvensional.
Produk utama termasuk semen merek Dynamix, Semen Andalas, serta beton bernilai tambah seperti SpeedCrete (beton cepat kering untuk perbaikan jalan) dan ThruCrete (beton berpori untuk meminimalkan genangan air).
Proyeksi Bisnis hingga Akhir 2024
Di tengah tantangan industri, SBI berhasil mempertahankan profitabilitas dengan menurunkan beban hutang melalui percepatan pembayaran. SBI juga berkomitmen untuk mengoptimalkan setiap peluang yang ada guna mencapai pertumbuhan kinerja yang solid.
Asri Mukhtar menambahkan, prospek industri semen diperkirakan membaik seiring dengan komitmen pemerintah pada proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan proyek strategis lainnya.
Program pemerintah yang bertujuan membangun 3 juta unit rumah per tahun mulai 2025 juga membuka peluang untuk pengurangan backlog perumahan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. (Fie)