keuangan

BI Ungkap Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Rabu, 20 November 2024 | 20:40 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (20/11) (istimewa)


Krjogja.com Jakarta — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar terus diarahkan untuk menjaga stabilitas rupiah dari dampak menguatnya dolar AS secara luas.

Nilai tukar Rupiah pada November 2024 (hingga 19 November 2024) melemah sebesar 0,84 persen (ptp) dari bulan sebelumnya. Pelemahan nilai tukar tersebut diakibatkan oleh menguatnya mata uang dolar AS secara luas, serta berbaliknya preferensi investor global dengan memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS pasca hasil pemilihan umum di AS.

“Secara umum pelemahan nilai tukar rupiah tetap terkendali, yang bila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023 tercatat depresiasi sebesar 2,74 persen, lebih kecil dibandingkan dengan pelemahan dolar Taiwan, peso Filipina, dan won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 5,26 persen, 5,83 persen, dan 7,53 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (20/11)

Baca Juga: SMK Kesehatan Binatama Gelar Jobfair dan Edufair di SCH, Sinergikan Pendidikan ke Dunia Kerja

Ke depan, tambahnya, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.

“ Seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung penguatan nilai tukar rupiah,” pqparnya.

Sementara untuk inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2024 terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. Inflasi IHK pada Oktober 2024 tercatat sebesar 1,71 persen (yoy) dipengaruhi oleh inflasi inti yang terkendali pada level 2,21 persen (yoy) dan inflasi volatile food (VF) yang terus menurun menjadi 0,89 persen (yoy). Penurunan inflasi VF tersebut didukung oleh peningkatan pasokan pangan seiring berlanjutnya musim panen, eratnya sinergi pengendalian inflasi TPIP/TPID melalui GNPIP, dan pengaruh base effect harga pangan.

Baca Juga: Pilkada Bantul, Aliansi Masyarakat Peduli Bantul Laporkan Netralitas Pamong Desa di Kecamatan Dlingo

Secara spasial, inflasi IHK di sebagian besar daerah juga terkendali dalam kisaran sasaran inflasi nasional. Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi IHK tetap terkendali dalam sasarannya. Inflasi inti diprakirakan terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi.

Inflasi VF diprakirakan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat dan Daerah. Bank Indonesia terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi tahun 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, dengan tetap mendukung upaya penguatan pertumbuhan ekonomi. (Lmg)

 

 

Tags

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB