JAKARTA — Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan, selama semester I tahun 2025 pendapatan industri asuransi jiwa sebesar Rp 109 triliun atau mengalami kenaikan 3,6 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Selama semester I tahun 2025 pendapatan industri asuransi jiwa sebesar Rp 109 triliun atau mengalami kenaikan 3,6 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon, pada acara paparan kinerja AAJI semester I tahun 2025, di Jakarta, Jumat (22/8).
Dikatakan, untuk total tertanggung mencapai 123,70 juta orang atau meningkat 8,8 persen.
Baca Juga: Dua Paskibraka Nasional Wakil DIY Pulang dan Disambut Hangat
Sementara klaim kesehatan mencapai Rp 12,20 triliun atau meningkat 3 ,2 persen dari periode yang sama tahun 2024. Sedangkan total aset mencapai Rp 630,53 triliun atau meningkat 2,2 persen dari tahun lalu.
Ditambahkan, untuk hasil investasi industri asuransi jiwa meningkat sebesar 38,4 persen secara total 2024 dari Rp 12,05 triliun menjadi Rp 16,68 triliun.
Sementara total pendapatan premi pada periode semester 1 tahun 2025 Bapak Ibu industri asuransi jiwa mendapatkan pendapatan premi sebesar Rp 87,6 triliun.
Baca Juga: KR Gandeng Komunitas Musang Lari Bareng Road To KR Run 2025 di Loman Park Hotel
“Secara total pendapatan premi ini mengalami penurunan dari Rp 88,49 triliun dari semester I tahun 2024,” tegasnya.
Dikatakan, premi berdasarkan produk, untuk produk tradisional mencapai Rp 55,2 triliun Rupiah naik 6,5 persen jika dibandingkan dengan tahun 2024, sementara pada semester 1 pendapatan premi yang berasal dari produk asuransi jiwa unit link tercatat sebanyak Rp 32,4 triliun atau mengalami penurunan 11,7 persen dari periode yang sama tahun 2024.
Dipaparkan, pendapatan premi berdasarkan tipe pembayaran untuk premi reguler menjadi Rp 55,32 triliun atau meningkat 4,8 persen. Sedangkan premi tunggal mencapai Rp 32,28 triliun atau turun 9,6 persen dari periode yang sama tahun 2024 yang mencapai Rp 35,69 triliun.
Baca Juga: Investasi, Kunci Pertumbuhan dan Penurunan Kemiskinan
Sedangkan premi berdasarkan perorangan mencapai Rp 69,92 triliun atau turun 2,3 persen pada periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 71,60 triliun.