Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan strategi pemerintah untuk memperbaiki pengelolaan utang negara yang mencapai Rp 9.138,05 triliun per akhir Juni 2025.
Jumlah tersebut setara dengan 39,86 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Purbaya menegaskan, langkah utama yang akan dilakukan adalah memastikan anggaran negara dibelanjakan secara tepat sasaran, tepat waktu, dan tanpa kebocoran.
“Strategi yang pertama adalah anggarannya dibelanjakan tepat sasaran, tepat waktu, nggak ada kebocoran, optimalkan dampak anggaran ke perekonomian,” kata Purbaya saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Selasa (28/10/2025).
Baca Juga: Keluarga Christiano Tarigan Curhat di Tengah Penghakiman Publik
Ia menjelaskan, efektivitas penggunaan anggaran menjadi kunci agar setiap rupiah yang dibelanjakan mampu memberikan dampak maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Harapannya dengan seperti itu maka pertumbuhan ekonomi lebih cepat, pajaknya juga akan lebih besar income-nya, sehingga saya bisa menekan defisit dari situ,” ujarnya.
Dengan pengelolaan yang efisien, Purbaya berharap pertumbuhan ekonomi bisa lebih cepat. Dampaknya, penerimaan pajak akan meningkat, dan pada akhirnya defisit anggaran dapat ditekan tanpa mengorbankan program prioritas.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini, Rabu 29 Oktober 2025: Waspadai Hujan Petir Melanda Wilayah Ini
“Ke depan, kalau ekonominya bisa tumbuh lebih cepat lagi, dengan perbaikan juga di sektor penerimaan, bea cukai dan juga pajak, harusnya kita bisa expect perbaikan di tax-to-GDP ratio,” ujarnya.
Lebih lanjut, Purbaya menilai bahwa perbaikan sektor riil menjadi kunci untuk meningkatkan rasio pajak terhadap PDB (tax-to-GDP ratio).
Ia memperkirakan, jika sektor riil mampu tumbuh sesuai desain yang telah direncanakan, maka tax ratio dapat naik antara setengah hingga satu persen. Kenaikan itu berpotensi menambah penerimaan negara minimal Rp 100 triliun.
Purbaya juga mengaku terus turun langsung ke lapangan untuk memastikan hambatan-hambatan di sektor riil bisa berkurang signifikan. Ia menegaskan, kunjungannya ke berbagai daerah bukan tanpa tujuan, melainkan bentuk komitmen untuk mendorong aktivitas ekonomi agar bergerak lebih cepat.
“Jadi, saya ke sana-kemari bukan nggak ada kerjaan, karena saya bertaruh untuk triwulan ini paling nggak laju pertumbuhan ekonominya lebih cepat dibanding triwulan-triwulan sebelumnya. Kita targetkan di atas 5 persen, kalau bisa syukur,” ujarnya.