keuangan

Indonesia Harus Jadi Pemimpin Utama Ekonomi Syariah Dunia

Sabtu, 15 November 2025 | 19:20 WIB
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Imam Hartono (Rini Suryati)

 

JAARTA Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Imam Hartono,bekerjasama dengan
Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) dalam Training of Trainer (ToT) Ekonomi dan Keuangan Syariah untuk jurnalis se-Jabodetabek tahun 2025 di Jakarta, Jumat (14/11/2025) meniai Indonesia harus menjadi pemimpin utama ekonomi syariah dunia.

Imam yang hadir sebagai pembicara utama menekankan peran penting Forjukafi dan generasi muda dalam mendorong kemajuan ekonomi syariah di Indonesia. “Kita jadikan ToT ini sebagai momentum untuk bersama-sama membangun narasi ekonomi syariah yang lebih kuat, lebih dekat dengan masyarakat, dan lebih berdampak nyata bagi kesejahteraan bangsa,” kata Imam.

Merujuk data State of Global Islamic Report 2024/2025, Indonesia menempati posisi ketiga dalam ekonomi syariah dunia. Di bawah Malaysia dan Arab Saudi. Artinya, ekonomi syariah sudah menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hingga 2029, BI menargetkan ekonomi syariah Indonesia berkembang pesat hingga, diharapkan bisa bertengger di peringkat pertama pada 2029.

Baca Juga: Kutip Pesan Imam Ghazali, Gus Kautsar Ungkap Ciri-ciri Pendakwah Berbahaya

“Bank Indonesia juga mengajak Forjukafi untuk lebih mengimplementasikan dan menyebarluaskan sistem ekonomi syariah, agar semakin berkembang dan memberikan dampak positif yang lebih besar di Indonesia,” tambah Imam.

Dalam sambutannya Ketua Umum Forjukafi, Wahyu Murayadi mengatakan, sebagai mitra strategis, Forjukafi memiliki peran kunci dalam memperkuat ekonomi syariah, melalui beberapa fungsi Utama.
Misalnya, pengembangan narasi positif, melalui peningkatan pemberitaan yang positif dan konstruktif mengenai ekonomi syariah. "Awareness dan literasi public, misalnya, meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda digital, terhadap ekonomi syariah," kata Wahyu.

Aspek lainnya, kata Wahtu, akuntabilitas berupa penyampaian informasi secara transparan dan kredibel untuk membangun kepercayaan publik. Edukasi akar rumput, yakni mendorong edukasi dan literasi ekonomi syariah melalui komunitas dan pesantren. "Memperkuat pasar domestik tergambar dari melonjaknya permintaan produk halal di dalam negeri. Mendorong Inklusi social ekonomi dengan memperkuat peran ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf), koperasi, serta pemberdayaan UMKM," ujarnya.

Baca Juga: Kutip Pesan Imam Ghazali, Gus Kautsar Ungkap Ciri-ciri Pendakwah Berbahaya

Wahyu menegaskan peran jurnalis dalam mengakselerasi ekonomi syariah di Indonesia. Media memiliki peran strategis sebagai penggerak perubahan. Kami percaya bahwa melalui pemberitaan yang akurat, transparan dan edukatif. "Jurnalis dapat meningkatkan literasi ekonomi syariah dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya wakaf, zakat dan produk halal dalam pembangunan ekonomi Indonesia,” ujar Wahyu.

Melalui kolaborasi ini, kata Wahtu, diharapkan bisa mengakselerasi terwujudnya tujuan. Yakni, menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia pada 2029.

"Kita yakin, upaya itu memberikan dampak positif yang luas bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun pembangunan berkelanjutan,"tegasnya.(ati)

Tags

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB