JAKARTA (KR) - Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara berharap tanggal 1 Mei 2026 sudah dilakukan spin off Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Untuk mencapai hal tersebut, CIMB Niaga Syariah telah melakukan tiga tahapan baik secara internal maupun eksternal eksternal.
“Untuk mencapai spin off, ada beberapa kegiatan yang kita lakukan, baik itu secara internal maupun ekstenal,” kata Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara, dalam acara CIMB Niaga Jurnalisme Inspiratif, Jounalist Class &Workshap, di Jakarta, Kamis (11/12).
Untuk eksternal , tambahnya, tahapannya yang dilakukan oleh CIMB Niaga Syariah adalah pada bulan Juni 2025, telah mengajukan permohonan izin ke Ototitas Jasa Keuangan (OJK). Diharapkan dalam akhir Desember 2025 sudah mendapatkan persetujuan dari OJK.
Baca Juga: Kata Van Gastel Setelah SSA Penuhi Standar Lampu, PSIM Bisa Main Malam
Sesudah kita mendapatkan persetujuan dari OJK, tambah Panji, CIMB Niaga Syariah juga harus mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia (BI). Adapun ijin usaha tersebut seperti PJP, BI-RTGS, BI FAST, BI ETP. Diharapkan, izin dari BI ini akan selesai du bulan Maret 2026.
“ Ini yang kita bekerja untuk memenuhi dokumen - yang diminta oleh OJK dan juga BI. Kita harapkan Maret 2926 selesai sehingga bulan Mei kita spin off,” tegasnya.
Selain itu, juga CIMB Niaga Syariah juga masih banyak berhubungan degan instansi yang lain, unyuk mengurus perizinan seperti dengan kantor pajak, Kementerian Agama, Dukcapil, Kementerian Hukum, Badan Pertanahan Nasional.
Baca Juga: PWI DIY dan GKR Mangkubumi Bersepakat Mendorong Jurnalisme Berkeadaban di Tengah Arus Digital
Sementara untuk intenal, menurut Panji, yang dilakukan adalah , bagaimana kita menciptakan strategi setelah spin off, bagaimanana kita melakukan kita melakukan komunikasi ike nasabah secara internal dan eksternal, bagimana juga kita melakukan testing terhadap costumer jouney, juga testing terhadap aplikasi dan man power dan organisasi.“ Ini adalah sistem dan ini strategi yang dilakukan setelah spin off,” ujarnya.
Dikatakan, setelah nanti spin off, CIMB Niaga dan CIMB Niaga Syariah, akan memperoleh market yang sama, dari sisi profil nasabah sama , dari sisi NPL juga sama, dan juga akan berada di kota besar dan nasabah juga berasal nasabah banyak juga nasabah kita dari konvensional.
Namun nanti CIMB Syariah akan lebih banyak ke loyalis, bukan berarti generalis ditinggalkan, karena produk produk syariah milik CIMB Niaga Syariah akan tetap dijual di cabang -cabang konvensional.
Menyinggung tentang kinerja industri perbankan syariah di Indonesia, Panji mengatakan, pada tahun 2024 total asset mencapai Rp 980 triliun atau meningkat 9,9 persen secara year on year (yoy). Sementara pembiayaan mencapai Rp 586 triliun atau meningkat 9,9 persen yoy.
Baca Juga: Warga Bersyukur, DPRD Wujudkan Aspirasi
Adapun market share mencapain7,9 persen. Sementara untuk CIMB Niaga Syariah sendiri, tahun 20254 memiliki permodalan sebesar Rp 60,2 triliun atau meningkat 9 persen secara yoy, sementara pembiayaan mencapai Rp 54,5 triliun atau meningkat 22 persen secara yoy.