SLEMAN, KRJOGJA.com - Letusan Gunung Merapi beberapa waktu terakhir tampaknya dimaknai beragam oleh masyarakat. Ada yang menilai sebagai peristiwa alam layaknya gunung berapi biasanya, namun tidak sedikit yang kemudian mengaitkan dengan alam gaib yang memang selama ini menjadi cerita rakyat dari waktu ke waktu.Â
KRjogja.com mencoba melakukan penelusuran tentang sisi lain letusan Merapi di periode Mei-Juni 2018 ini. Satu narasumber pun diajak untuk mengungkap sisi yang sebenarnya bisa dipercaya ataupun tidak sama sekali yakni Bonaventura Genta, penulis 'Kisah Keluarga Tak Kasat Mata'.Â
Genta secara langsung mengunjungi Merapi di saat masa letusan kemarin. Meski awalnya enggan menyampaikan pengalaman pada KRjogja.com karena khawatir dianggap sok tahu, namun Genta akhirnya bersedia menceritakan apa yang dia dapatkan dari penelusuran tersebut.Â
Cerita Genta seperti yang banyak orang maknai ketika Merapi meletus adalah Merapi sedang punya hajat. Namun, setelah semakin dalam bercerita, Genta mengungkap bahwa Merapi kini sedang punya gawe yang berhubungan langsung dengan Laut Selatan.Â
“Merapi sedang punya hajatan dengan selatan (Laut Selatan), karena salah satu pangerannya berhasil melamar dan memperistri salah seorang putri di selatan. Terbukti waktu erupsi pertama kemarin, dari analisa bentuk awan panasnya bukanlah sosok Eyang Petruk yang muncul (pertanda akan meletus), tapi lebih ke sosok seorang ibu yang sedang menggendong anaknya,†ungkap Genta yang memang punya sensitivitas indra keenam.Â
Layaknya sebuah hajatan atau pesta yang tuan rumahnya pasti mempercantik rumah, pun begitu menurut Genta dilakukan juga oleh Merapi. Hal ini pula yang kemudian dikorelasikannya dengan penampakan indah Merapi di saat letusan pagi hari beberapa waktu lalu.Â
“Dan hasil letusan tersebut, terlihat kubah kawah Merapi sekarang membentuk menjadi lebih indah (karena alasan tempat hajatan itu tadi). Dan di erupsi kedua kemarin, Merapi juga kembali erupsi disaat-saat pemandangan terindahnya bisa dilihat semua orang di pagi hari (Merapi-Merbabu berdampingan),†sambungnya.Â
Puncak “Hajatan†Merapi Sebelum Lebaran, Siapa Itu Sosok Ki Juru Taman?