misteri

Dengan Mantra Khusus, Masyarakat Banyumas Bisa Datangkan Hujan

Senin, 23 Juni 2025 | 22:10 WIB
Ilustrasi hujan. (pinterest)

KRjogja.com - BANYUMAS - Ritual memohon hujan saat kemarau panjang sering dilakukan masyarakat Banyumas dan sekitarnya dengan mempertahankan tradisi cowongan. Ritual yang melibatkan tarian, mantra, dan simbol-simbol khusus ini telah diwariskan secara turun-temurun.

Mengutip dari berbagai sumber, cowongan merupakan ritual adat yang dilakukan masyarakat di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, ketika menghadapi musim kemarau berkepanjangan. Ritual ini dilaksanakan sebagai upaya memohon turunnya hujan kepada Sang Pencipta melalui perantara kekuatan spiritual.

Pelaksanaan cowongan biasanya dipimpin oleh tokoh adat atau dukun yang memahami tata cara ritual. Prosesi ini melibatkan beberapa unsur penting yang saling melengkapi.

Baca Juga: Warganet Banyak Ucapkan Selamat, Anies Baswedan Resmi Jadi Kakek

Unsur pertama adalah kehadiran penari wanita yang dianggap suci dan menjadi media penghubung dengan dunia spiritual. Unsur kedua berupa gerakan tari khusus yang dilakukan secara ritmis.

Gerakan-gerakan dalam tarian cowongan memiliki makna simbolis sebagai bentuk permohonan dan penghormatan kepada kekuatan alam. Tarian ini diiringi alunan musik tradisional dan lagu-lagu khusus berisi syair permohonan hujan.

Benda-benda ritual menjadi unsur penting ketiga dalam cowongan. Masyarakat menggunakan batok kelapa yang dibentuk menyerupai boneka bernama Nini dan Kaki Towok.

Baca Juga: Rem Blong, Dua Wanita dan Satu Anak Tewas Usai Tabrak Pohon Mangga di Karanganyar

Boneka ini diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk membantu proses pemanggilan hujan. Proses ritual cowongan biasanya melibatkan seluruh masyarakat desa.

Mereka berkumpul di tempat yang telah ditentukan, seringkali di dekat sumber air atau tempat-tempat yang dianggap keramat. Selama prosesi berlangsung, peserta ritual menjaga sikap dan perilaku sesuai aturan adat.

Masyarakat percaya bahwa keseimbangan alam harus dijaga melalui hubungan harmonis antara manusia dengan Sang Pencipta dan alam semesta. Ritual ini merupakan penghormatan terhadap kekuatan alam yang lebih besar.

Baca Juga: PSIM Pertahankan Ghulam Fatkur, Razzi Taruna Berikan Alasan

Dalam perkembangannya, cowongan tidak hanya dilaksanakan sebagai ritual murni, tetapi juga sering ditampilkan sebagai pertunjukan budaya. Adaptasi ini dilakukan untuk memperkenalkan tradisi kepada generasi muda.(*)

Tags

Terkini

Suara Gamelan di Gunung Lawu, Pertanda Apa?

Jumat, 13 Juni 2025 | 12:45 WIB

Cocoklogi Prabowo soal Takdirnya Jadi Presiden ke-8 RI

Minggu, 16 Februari 2025 | 06:50 WIB

Mitos Menyeramkan Tentang Supermoon, Kamu Percaya?

Rabu, 2 Agustus 2023 | 11:50 WIB

Siluman Anjing Muncul Pertanda Pagebluk?

Kamis, 17 Desember 2020 | 22:21 WIB

Turuti Birahi Peri Penunggu Makam, Ini Jadinya..

Rabu, 28 Oktober 2020 | 22:10 WIB

Serem...Disuntik Dokter yang Sudah Meninggal

Rabu, 28 Oktober 2020 | 21:45 WIB