Krjogja.com - YOGYA - Posisi Ganjar Pranowo sebagai Capres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) goyah, seiring dengan rencana partai tersebut masuk di koalisi besar dan kondisi elektabilitas pasca gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Ketua Umum PSI, Giring Ganesha ketika ditanya wartawan di Yogyakarta, Rabu (5/4/2023) malam belum bersedia menjawab pertanyaan mengenai posisi Ganjar sebagai Capres Jokowi. Namun yang jelas, pihaknya akan menggelar pertemuan besar untuk menentukan arah ke depan dalam proses koalisi.
Menurut Giring, karena PSI sejak awal merupakan pendukung Jokowi, maka Capres yang akan diusulkan dalam koalisi nanti memiliki kemampuan untuk melanjutkan program Jokowi selanjutnya. Dengan kondisi terkini, maka dalam pertemuan nanti akan dibahas, siapa Capres yang akan diajukan.
[crosslink_1]
Menurut Giring, pemilih PSI juga pemilih Jokowi. "Oleh karena itu kita akan lanjutkan apa yang Pak Jokowi lanjutkan nanti kita akan mencari calon presiden yang satu visi," ujar Giring menjawap pertanyaan wartawan tentang kelanjutan pengajuan Ganjar Pranowo sebagai Capres setelah kejadian dicabutnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA.
Dijelaskan Giring, dinamika politik yang terjadi beberapa minggu ini, PSI merasa perlu terbangunnya komunikasi lintas partai. Karena itu, karena itu pihaknya beberapa waktu yang lalu datang bertemu Airlangga Hartarto (Golkar), dan bertemu dengan yang lain. Dari pertemuan itu mengerucut bahwa minggu depan akan bertemu dalam koalisi yang besar.
"Dan PSI akan siap bergabung. Alasannya, ingin melanjutkan perjuangan dan juga apa yang sudah dibangun oleh Pak Jokowi. Kalau ditanya capresnya, siapapun pilihannya dari koalisi itu yang penting adalah kita menjaga satu visi dengan Bapak Joko Widodo," papar Giring.
Jauh sebelumnya dalam penjaringan yang dilakukan partai, terdapat 8 nama yang muncul yang pantas untuk menjadi capres yang diajukan PSI. Ke-8 nama pernah diunggah di situs resmi PSI.
1. Emil Elestianto Dardak
Emil Elestianto Dardak adalah Wakil Gubernur Jawa Timur yang menjabat sejak 2019. Ia lahir di Jakarta, 20 Mei 1984. Lalu menyelesaikan gelar doktor di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang, pada usia 22 tahun.
Pernah berkarier di World Bank Officer di Jakarta, Media Analysis Consultant di Ogilvy, dan Chief Business Development and Communication-Executive Vice President di PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).
Pada 2015, ia menang dalam Pilkada Kabupaten Trenggalek dan menjadi Bupati. Saat menjabat Bupati Trenggalek, Emil meraih penghargaan dari BPK RI dalam hal pengelolaan anggaran dan aset pemkab.
Di bawah kepemimpinannya, Trenggalek juga kembali meraih penghargaan Piala Adipura pada 2017. Selain itu, sebagai bupati, Emil masuk dalam daftar deretan kepala daerah terbaik dunia dan menjadi mitra Bloomberg Harvard City Leadership Initiative pada 2018.
2. Erick Thohir