Pasalnya, perjalanan sambil liburan itu tidak hanya dilakukan pada musim lebaran saja, tapi juga pada waktu liburan sekolah pada bulan Juni dan Juli, serta liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dari hasil tinjauan lapangan itu, Cucu mengklaim bisa memberikan rekomendasi kepada pimpinan, prioritas apa yang harus diambil, berdasarkan skala prioritas dari mulai Simpang Labuan (Pandeglang) sampai Jembatan Kretek 2 di Bantul (Yogyakarta).
"Secara kasat mata kita sudah bisa tahu apa saja yang menjadi kebutuhan dan tanggung jawab siapa. Misalnya seperti lampu penerangan jalan, lampu delineator, guardrail dan dalam satu minggu ini akan kita hitung berapa banyak kebutuhan rambu lalu lintas sepanjang jalur pantai selatan Jawa," tuturnya.
[crosslink_2]
Terkait dengan dana yang dibutuhkan untuk perambuan jalur Pansela Jawa yang terbentang dari provinsi Banten hingga provinsi Jawa Timur sepanjang km lebih, Kemenhub akan melakukan strategi berdasarkan skala prioritas karena dana yang dibutuhkan pasti sangat besar.
"Misalnya, tidak semua ruas jalan dipasang lampu penerangan jalan tapi kita pilih di ruas jalan yang lebih rawan saja yang dapat kita pasang," kata Cucu.
Ada ruas jalan yang belum direkomendasikan untuk mudik, yakni pada ruas jalur Cilacap hingga Kebumen sepanjang 15 km karena medannya terlampau ekstrim.
Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I Kementerian PUPR Akhmad Cahyadi menambahkan, khusus ruas Cilacap sampai Kebumen akan dilakukan evaluasi lebih mendalam. Jalan yang terlalu terjal mungkin akan dipangkas dan jalan yang curam akan ditinggikan sehingga tidak membahayakan pengguna jalan.
"Jalan yang lebarnya hanya 5 meter akan di perlebar menjadi 7 meter sebagai mana standar jalan nasional," pungkas Akhmad.(*)