“Sekolah harus menjalin komunikasi yang bagus dengan orang tua. Masyarakat juga harus menjadi bagian dari pendidikan. Keteladanan sangat penting di mata anak-anak karena bagaimana kita mau mengajarkan anak kita jika kita justru menunjukkan sikap yang tidak patut dicontoh/diteladani. Mari, kita juga mengawasi lingkungan sekitar kita dan jika menemukan hal yang tidak baik, kita saling mengingatkan,†lanjut Kapuspeka memberi penguatan agar proses penanaman karakter bisa lebih mengena bagi generasi muda dan berlangsung secara berkelanjutan.
Puspeka mengembangkan wadah konten dalam kampanye penguatan karakter. Fungsinya kata Hendarman adalah sebagai sarana informasi, penyadaran bagi masyarakat, penyebarluasan (imbauan), dan pembentukan budaya.
“Inilah yang perlu kita lakukan ke depan, sinergi antar semua ekosistem pendidikan adalah kuncinya,†tegas dia.
Aris Maulana sebelum mengakhiri, membagikan tipsnya dalam menguatkan kampanye penguatan karakter dan meminimalisir hoaks. Menurut dia, sinergi ekosistem pendidikan harus solid.
“Di sekolah, para guru dapat menjelaskan dan mencontohkan Bangga Punya Pancasila kepada peserta didik. Lalu, orang tua juga mendapat sosialisasi dari sekolah. Dengan demikian, karakter anak-anak ketika bermasyarakat maupun ketika bermedia sosial sudah punya pondasi yang kuat tentang Pancasila yang berasal dari keluarga dan sekolah,†pungkas Aris. (Ati)