Lukisan Syafruddin Nisyam mejeng di Perpusnas

Photo Author
- Kamis, 20 Mei 2021 | 15:52 WIB
IMG-20210520-WA0012
IMG-20210520-WA0012

JAKARTA, KRJOGJA.com - Karya lukis merupakan salah satu bentuk ekspresi manusia. Seni lukis menjadi bentuk ekspresi jiwa dan emosi dari pelukisnya. Lukisan sebagai bentuk manifestasi seni rupa memiliki fungsi religius, estetis, simbolis, maupun komersial.

Sebagai bentuk hasil budaya, setiap lukisan yang tercipta selalu terselip literasi secara tersirat dan tersurat. Literasi atau kemampuan mengolah pengetahuan untuk kecakapan hidup bisa diperoleh dari mana saja.

Situasi pandemi Covid-19 tidak dipungkiri mengusik sisi kreativitas manusia. Desakan, himpitan karena keadaan seringkali membuat kreativitas buntu jika tidak didayagunakan.

Seperti pada kesempatan Kamis, (20/5) pagi ini, pemustaka dan masyarakat bisa menyaksikan 74 lukisan karya Syafruddin Nisyam, Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi di Kementerian Sekretariat Kabinet RI.

Segala keresahan diekspresikanyanya lewat torehan kuas di atas kanvas. Pameran bertemakan “Literasi Lukisan Menjawab Pandemi” ini digelar di Ruang Gallery Perpustakaan Nasional RI Lt. 4, dan berlangsung hingga 10 Juni 2021 nanti.

Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando, begitu antusias dengan karya lukis sebagai media literasi ini. Dikatakan, seiring perkembangan zaman, banyak dikenal aliran dalam seni lukis, seperti aliran naturalis, romantis, surealis, impresionis, abstrak, dan lain-lain.

“Sebagai perwujudan yang mengkomunikasikan pengalaman batin, maka setiap goresan ataupun torehan yang terlukis mampu disajikan secara indah sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pada manusia yang menghayatinya,” kata Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando dalam Talk show sebelum pembukaan pameran, yang diselenggarakan oleh Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca (PAPPBB) Perpustakaan Nasional.

Di katakan Syarif, lukisan diartikan sebagai kekuatan budaya dan peradaban manusia karena di dalam aktivitas melukis manusia dilatih untuk selalu jeli, cermat, dan teliti mengamati fenomena alam dan kehidupannya.

“Indonesia memiliki banyak pelukis yang karyanya mendunia, sebut saja Basuki Abdullah, Raden Saleh, maupun Affandi. Dari imajinasi dan kreativitas mereka, ratusan lukisan berhasil dituangkan ke dalam kanvas,” sambungnya.

Secara khusus, Perpustakaan Nasional RI menyimpan 533 koleksi lukisan, dan lukisan reproduksi British Library. Lukisan reproduksi berjudul “2 Female Figures Candi Sari” yang dibuat pada Januari 1812, berukuran 41 x 52 cm merupakan salah satu koleksi tertua yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI. Pemustaka bisa melihatnya di Lantai 16.

Ia menginfokan pula bahwa jumlah koleksi digital yang terdata dalam website khastara.perpusnas.go.id, antara lain 1.460 naskah kuno, 227 judul buku langka, 1.548 judul pada koleksi peta, 5.712 judul pada koleksi foto, gambar, dan lukisan, serta 112 judul untuk koleksi majalah dan surat kabar langka.

“Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional RI yang berada di Jalan Merdeka Selatan No 11, tidak statis hanya untuk dikunjungi atau aktivitas pemustaka. Ada area pameran, studio musik, teater, teater mini, hingga ruang diskusi yang bisa dimanfaatkan oleh pemustaka,” ajak Syarif.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X