SOLO (KRJOGJA.COM)- Upaya warga asli Karangasem, Laweyan, Solo H Puspo Wardoyo untuk meng hijrahkan perilaku warga kampung Karangasem yang semula jahiliyah berubah menjadi religius berhasil seiring dengan masifnya kegiatan keagamaan serta pemberdayaan masyarakat yang dipusatkan di Masjid Al Hijrah yang terletak di RT 03 RW 02 Jalan Srikaya, Karangasem, Laweyan, Solo.
Berkat kegiatan keagamaan serta pemberdayaan ekonomi dan sosial warga di kampung Karangasem khususnya dan di Laweyan Solo pada umumnya yang semula ada yang mabuk-mabukan, maksiat atau menurut istilah Jawa Ma Lima ( main, minum, madat, maling, madon.Red) bisa diberantas berubah menjadi masyarakat religius.
H Puspo Wardoyo pengusaha sukses pendiri dan pemilik masjid Al Hijrah kepada wartawan dalam diskusi virtual, Minggu (9/5/2021) mengatakan dalam dakwah pihaknya tidak memaksa. "Saya hanya memotivasi, kebetulan saya dulu asli kampung Karangasem. Setelah sukses merantau saya prihatin melihat warga kampung Karangasem banyak yang masih terjerat perilaku Ma Lima. Saya harus mengubahnya. "papar H Puspo Wardoyo yang juga dikenal sebagai owner Wong Solo Grup (WSG) itu.
Dalam diskusi virtual itu ikut mendampingi Puspo Wardoyo, Purwanto SE bendahara Takmir Masjid Al Hijrah. Puspo memaparkan langkahnya untuk menghijrahkan warga kampungnya ke masyarakat relijius. Langkah awal rumah warisan orang tua H Puspo Wardoyo dibelinya dari saudara-saudaranya sesama ahli waris. Kemudian bertepatan tanggal 5 April 1998 didirikan mushola di tanah di RT 03 RW 02 Jalan Srikaya, Karangasem, Laweyan, Solo. Seiring dengan semakin banyaknya jamaah masjid, akhirnya tanggal 30 September 2017 didirikan masjid dengan nama " Al Hijrah".
" Pemberian nama " Al Hijrah" untuk meniru jejak Rosululloh Nabi Muhammad SAW menghijrahkan masyarakat jahiliyah menuju masyarakat beradab dengan sendi agama Islam." paparnya.
Untuk mengubah menjadi masyarakat religius, memang tidak semudah membalik telapak tangan. Menurut Puspo Wardoyo, berbagai cara seperti mendatangkan ustadz atau guru ngaji untuk berceramah di masjid Al Hijrah juga mengajari mengaji Al Quran dan Al Hadist. "Selain itu memberikan stimulan berupa modal kerja atau insentif ekonomi lainnya. Pasalnya banyak problem sosial dan keagamaan berawal dari ketimpangan ekonomi. Jadi ekonomi warga harus dibenahi terlebih dahulu agar mereka bisa tenang dan khusuq dalam beribadah," papar Puspo Wardoyo.
Ada aturan berlaku ketat di Masjid Al Hijrah selama pandemi Covid-19. Yang bisa masuk dan beribadah ke masjid Al Hijrah dibatasi hanya untuk warga Karangasem RT 03/ RW 02 Laweyan, Solo. Selain itu jamaah Masjid Al Hijrah harus melaksanakan secara ketat protokol kesehatan (prokes). Bahkan di pintu masuk masjid Al Hijrah tertulis Prokes Masjid Al Hijrah.
1.Jamaah harus sehat jasmani rohani 2.Cuci Tangan pakai sabun 3.Pakai Masker 4.Phisycal Distancing
5.Social Distancing (Tidak kumpul bergerombol) 6. Bawa perlengkapan salat seperti sajadah atau mukena sendiri-sendiri 7.Anak-anak salat di rumah 8. Imam membaca surat pendek 8.Khotbah Jumat dipersingkat.
Di Masjid Al Hijrah ada managemen cukup unik untuk memakmurkan masjid. Mungkin di Jawa Tengah baru dilakukan pertama di Masjid Hijrah. Bagi warga jamaah yang paling rajin salat lima waktu terutama salat Subuh, disediakan sebuah sepeda motor baru.
Menurut Purwanto SE bendahara juga Takmir masjid Al Hijrah hingga sekarang ini sedikitnya 18 unit sepeda motor baru telah diberikan kepada jamaah maupun takmir masjid Al Hijrah. Seperti dialami salah seorang jamaah Masjid Al Hijrah bernama Sri Priyatmo Cipto Hadi (60). Priyatmo yang pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) terkejut dan bahagia ketika tiba-tiba dipanggil oleh pak Puspo dan diberitahu mendapat hadiah sebuah sepeda motor baru.
"Alhamdulillah saya yang memimpikan akan membeli sepeda motor malah diberi hadiah sepeda motor gratis dari pak Puspo. Semoga amalan pak Puspo diganjar Allah SWT rezeki berlipat," tutur Priyatmo.