Pembangunan Perpustakaan Ikhtiar Peradaban Bangsa

Photo Author
- Senin, 22 Maret 2021 | 20:50 WIB
IMG-20210322-WA0048
IMG-20210322-WA0048

JAKARTA, KRJOGJA.com - Peningkatan budaya membaca demi maksimalisasi indeks literasi masyarakat harus dilakukan dengan berbagai cara, dan oleh semua pihak.

Hal ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat literasi di Indonesia, yang dalam hasil studi Central Connecticut State University (CCSU) pada 2016, Indonesia berada pada peringkat ke-60 dari 61 negara yang diteliti.

Pemicunya adalah secara Nasional, jumlah Perpustakaan Umum hanya 25,89% (ada 23.611 dari kebutuhan 91.191 perpustakaan). Juga, gedung dan fasilitas Perpustakaan Umum yang belum sesuai Standar Nasional Perpustakaan.

Belum lagi, disrupsi budaya digital yang membuat hoax kian merebak, dan ujaran kebencian bernuansa SARA juga kuat di negeri ini. Maka, membangun perpustakaan adalah ikhtiar yang bisa membentuk peradaban bangsa lebih baik.

Poin ini yang disampaikan Bupati Magetan, Dr. Drs. H. Suprawoto, S.H., M.Si, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2021 yang diselenggarakan secara hybrid hari ini, Senin, (22/3), yang mengangkat tema “Integrasi Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya Literasi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”.

Dengan dasar di atas, menurutnya, mewujudkan Magetan sebagai Kabupaten Literasi adalah keniscayaan. Saat ini, indeks minat baca Kabupaten Magetan berada pada angka 74,76 (2019), yang diharapkan menjadi 80 dalam 5 tahun ke depan.

Hal ini akan terlaksana dengan peran seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Magetan yang saling menunjang dan bersinergi bersama.

“Tak lepas dari itu, peran serta Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Magetan sebagai lembaga strategis untuk peningkatan literasi masyarakat guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan akses informasi sesuai dengan konteks kebutuhannya masing-masing,” kata Suprawoto.

Beberapa kebijakan strategis telah diambilnya dalam hal pengembangan dan pengelolaan perpustakaan untuk pengembangan/pembudayaan literasi ini, dengan membangun gedung perpustakaan yang representatif, Gedung Literasi dan Pojok Baca, Gerakan Lansia Membaca, gerakan inklusi sosial berbasis komunitas, layanan pembinaan perpustakaan sekolah, desa, dan kelurahan berbasis TI, Layanan Perpustakaan Keliling, Junior Writerpreneur, serta layanan penerbitan.

Yang paling mencolok dari program literasi di Magetan ini adalah Magetan membuka berbagai spot wisata literasi, yang diklaimnya sebagai yang pertama di Indonesia.

“Master plan pembangunan gedung literasi Kabupaten Magetan yang akan menjadi salah satu kawasan wisata dengan Taman Refugia dan Smart Farm di Kabupaten Magetan,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X