Kemdikbud Bakal Sederhana Kurikulum Dasar di Tahun Ajaran Baru

Photo Author
- Selasa, 23 Juni 2020 | 09:05 WIB
Calon peserta didik dan orangtuanya mendatangi SMPN 1 Tasikmadu untuk mendaftar sekolah. (Foto: Abdul Alim)
Calon peserta didik dan orangtuanya mendatangi SMPN 1 Tasikmadu untuk mendaftar sekolah. (Foto: Abdul Alim)

JAKARTA, KRJOGJA.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menyiapkan rencana adanya penyederhanaan kurikulum dasar (KD).

"Ini akan diterapkan di tahun ajaran baru 2020/2021 ,yang akan dimulai pertengahan Juli 2020,ini semua dilakukan untuk memberikan kemudahan kepada para guru serta murid yang melangsungkan kegiatan belajar mengajar (KBM)" demikian disampaikan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal (Plt Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Hamid Muhammad,

melalui webinar,d i Jakarta Senin (22/6).

Pada semester pertama ini, melalui pusat kurikulum sedang menyiapkan dan menyesuaikan KD-KD agar tidak terlalu berat bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah,” tuturnya.

Contoh terkait penyesuaian KD, di mana SD kelas 3 memiliki 26 KD dan hal itu akan dipangkas hampir separuhnya.

“Di SD kelas 3 itu ada 26 KD, sekarang sudah kita integrasikan yang paling esensial itu kita jadikan 16 KD,” demikian Hamid

Untuk modul materi pembelajaran untuk para murid pun saat ini juga tengah disiapkan. Modul ini berbeda dengan yang biasanya atau lebih sederhanakan.

“Jadi modul-modul pembelajaran ini tidak sama dengan buku pelajaran siswa, lebih ringkas yang bisa dipelajari para siswa, sepanjang anak ini bisa membaca diharapkan bisa belajar secara mandiri, sebagai bagian modul-modul ini kita menyiapkan materi video pembelajaran, praktek-praktek yang digunakan guru kita dan nanti bisa diakses oleh kepala sekolah,” tambahnya.

Pihaknya melakukan ini sebab mendapatkan dorongan dari berbagai pemangku kepentingan untuk merelaksasi kurikulum atau menyiapkan kurikulum darurat di masa pandemi seperti sekarang.

Sebelumnya, pihaknya juga telah memberikan kesempatan kepada guru untuk berinovasi memberikan pengajaran sesuai kurikulum yang ada kepada murid. Akan tetapi, hal itu masih belum diterapkan sepenuhnya. Maka dari itu, pihaknya menciptakan kurikulum darurat agar KBM dapat berjalan dengan lancar.

“Jadi tiga bulan terakhir ini kita menyerahkan penyesuaian kurikulum itu kepada guru, jadi sesuai konsep Merdeka Belajar kepada guru dan sekolah dengan mengidentifikasi materi esensial yang ada dalam kompetensi dasar dalam tingkatan sekolah, setelah kita evaluasi baru sekitar 20 persen guru kita yang melakukan adaptasi kurikulum,” tuturnya.

“Pertama reguasi tentang pembejalaran jarak jauh, belajar tatap muka di zona hijau, sudah kita siapkan, termasuk SKB empat menteri yang mengatur tata cara pembukaan Sekolah di zona hijau,” kata Hamid .

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X