Varietas jeruk Keprok Batu 55 sendiri memiliki keunggulan akan warnanya yang oranye dengan rasa manis sedikit asam segar. Produktivitas jeruk antara 50 - 70 kg/pohon /tahun dan bisa lebih. Dengan penampilannya buah ini tidak kalah dengan buah impor, yang banyak beredar di pasaran.
Perkembangan terakhir, FAO menempatkan Indonesia urutan ke-3 dunia produsen jeruk di kelompok mandarin dan tangerine dengan produksi 2 juta ton per tahun. Sementara itu data BPS menunjukkan bahwa produksi jeruk keprok/siam nasional tahun 2018 sebesar 2.408.043 ton yang berasal dari hampir semua provinsi. Kondisi ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 yang berada di 2.165.189 ton.
Daerah penghasil jeruk terbesar 2018 adalah Jawa Timur dengan 918.680 ton kemudian Sumatera Utara 409.683 ton, Bali 224.672 ton, Kalimantan Selatan 144.764 ton dan Kalimantan Barat 142.917 ton.
Kebun Percobaan (KP) Taman Bogo, Lampung Timur, merupakan salah satu aset spesial yang dimiliki oleh Balitbangtan. Kebun percobaan yang bernaung dibawah Balai Penelitian Tanah (Balittanah) ini dikatakan spesial karena merupakan miniatur representatif lahan kering masam di Indonesia.
Tanah kering masam di Indonesia dicirikan dengan pH rendah atau pH tanah < 5,5. Rendahnya pH tanah ini seringkali menjadi penyebab utama menurunnya produktivitas tanaman karena tidak tersedianya unsur hara yang diperlukan tanaman.
Penciri utama adalah tingginya tingkat kemasaman tanah. Hal ini mengakibatkan tingginya kandungan besi, aluminum dan mangan sehingga ketersediaan unsur hara terutama fosfor dan kalium menjadi rendah yang juga diikuti dengan rendahnya nilai kejenuhan basa. Kondisi ini akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Namun kondisi tersebut masih dapat diberikan perlakuan sehingga petani dapat memanfaatkan lahan kering masam yang tersebar luas di Indonesia. Balitbangtan telah menghasilkan beberapa inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering masam dan telah diuji di KP Taman Bogo ini.