JAKARTA, KRJOGJA.com - Ancaman militer maupun non militer berupa pelanggaran batas wilayah perbatasan, terorisme, dan separatisme kerap terjadi karena kurangnya antisipasi. Oleh karena itu, kebutuhan akan PUNA MALE Kombatan sangat diperlukan dalam menjaga kedaulatan NKRI.Â
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza mengungkapkan, percepatan pembuatan MALE Kombatan ini dilakukan dengan melengkapi desain Drone Elang Hitam (EH-1), dengan sistem persenjataan, menjadi desain PUNA MALE Kombatan EH-4 dan EH-5.
"Awalnya program PUNA MALE Kombatan EH-4 dan EH-5, target pengembangan tersertifikasi di Tahun 2024, dan EH-1, EH-2, EH-3, adalah pengembangan di tahun 2020-2022," kata Hammam.
Ia mengatakan, dengan persetujuan Presiden Joko Widodo pada Ratas, maka Drone Elang Hitam Kombatan EH-4 dan EH-5 akan dikembangkan pada 2020-2022 juga bersama dengan EH-1,2,3.
"Di sinilah terjadi percepatan pengembangan, sehingga tahun 2022 kita akan miliki 5 drone yang karya anak bangsa, yang setara Drone CH-4 buatan RRC," papar Hammam.
Pesawat tanpa awak Elang Hitam dirinci Hammam, dirancang juga dapat berfungsi sebagai pesawat PUNA MALE ISTAR, yakni dapat serta mengumpulkan informasi terkait targetnya.
"Jadi Drone Elang Hitam juga dilengkapi fungsi ISTAR, yaitu Intelligence, Surveillance, Target Acquisition and Reconnaissance, dan weapon system atau sistem persenjataan," ujarnya.
Dengan kelengkapan fungsi tersebut tentu Drone Elang Hitam dapat menjadi wahana penting Indonesia, dalam menjaga kedaulatan NKRI, baik di wilayah darat maupun laut, melalui pantauan udara.