BANDUNG, KRJOGJA.com -Â Â Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P.S Brodjonegoro mendorong akademisi untuk memulai perubahan pola pikir riset dan pengembangan teknologi.
Hal tersebut di sampaikan oleh Menteri Bambang pada Seminar Nasional dalam rangkaian Dies Natalis ke-65 Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), di Aula Gedung Pascasarjana Unpar Jumat (24/1).
“Bapak Ibu adalah bagian dari kelompok yang bisa mengubah _mindset_. Untuk menggali potensi iptek yang inovatif dalam menciptakan penguasaan iptek mandiri dan berdaya saing global, 'inovasi' menjadi kata kunci. Hal ini diharapkan mampu menghasilkan _output_ yang tepat guna dan inovatif,†ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Bambang menekankan pentingnya kedekatan hubungan antara akademisi dan dunia industri dalam pengembangan riset. Melalui kedekatan tersebut, para dosen peneliti bakal mendapatkan ilmu yang jauh lebih luas ketimbang hanya berkutat dalam konsep dan teori.
"Saya juga dosen, saya sekarang merasa ilmu saya bertambah luar biasa. Meskipun Bapak Ibu sudah menguasai konsep dan teori, tapi bicara R&D (_research and development_), bapak ibu harus gaul dengan dunia industri," terangnya.
Menurut Menristek Bambang, dunia industri berbeda jauh dengan dunia akademis. Tanpa adanya hubungan yang baik di antara dosen peneliti dan dunia industri, niscaya hasil penelitian para dosen peneliti bakal sulit dikembangkan hingga diproduksi secara massal.
Selain dengan dunia industri, Menristek juga menekankan para dosen peneliti juga harus mampu berkolaborasi dengan pemerintah, agar hasil penelitiannya mendapat dukungan penuh dari sisi regulasi. Terlebih, jika hasil penelitiannya itu akan diproduksi secara massal.