Menurut Soleh, inilah tantangan dunia intelijen kita sebagai bangsa, yaitu harus mengubah cara pandang dari pola militeristik ke cara pandang pendekatan kemanusiaan. "Seperti kata pepatah kita harus mampu menangkap ikan di air yang keruh," tukasnya.Â
Menurutnya, Jokowi sebagai Presiden harus juga mempertimbangkan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang berasal dari sipil agar memiliki cara pandang yang berbeda 180 derajat dari cara pandang intelijen dari kalangan militer atau polisi, sehingga konflik Papua dan potensi konflik di Aceh yang sudah mulai menggejala bisa dipadamkan tanpa harus mengeluarkan sebutir peluru dan korban dari sesama anak bangsa. (Fon)