Akses Internet di Papua Masih Dibatasi, Keamanan Belum Terjamin?

Photo Author
- Rabu, 28 Agustus 2019 | 23:20 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA, KRJOGJA.com - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara menyebutkan, informasi hoaks selama kerusuhan di Papua dan Papua Barat paling banyak disebar lewat media sosial (medsos).

Salah satu medsos yang paling banyak digunakan warganet untuk menyebarkan informasi hoaks tentang kerusahaan tersebut adalah Twitter.

Berdasarkan laporan yang diterima Menkominfo semenjak kerusuhan terjadi hingga Senin, 26 Agustus 2019, ada sebanyak 270 ribu URL atau kanal yang menyebarkan informasi palsu dan berunsur mengadu domba untuk memperkeruh suasana di Papua.

"Paling banyak itu penyebaran di Twitter, segala informasi hoaks tersebar disana. Selanjutnya via YouTube, Instagram, dan Facebook," kata Rudiantara, Rabu (28/8/2019).

Lebih lanjut, Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kemkominfo) masih melakukan pembatasan jaringan data internet di wilayah Papua.

Ia mengatakan, pembatasan ini hanya untuk data saja, sementara untuk mengirim pesan melalui SMS dan telepon masih bisa dilakukan.

"Meski memang banyak laporan kondisi di sana sudah kondusif, kita masih tetap batasi jaringan data, karena oknum-oknum itu menyerangnya lewat dunia maya, bukan lagi dunia nyata," ujar Rudiantara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X