RASA Haru dan bangga bercampur menjadi satu ketika Rizky Aulia Hasyim lulus menyandang predikat cumlaude. Rizky, begitu akrab disapa, tak kuasa membendung syukur karena bisa lulus dengan prestasi yang mengharumkan dirinya dan keluarga. Rizky adalah seorang mahasiswa yang bekerja sambilan sebagai mitra pengemudi Grab. Dia terus berjuang mengarungi rintangan demi mencapai cita-cita yang akhirnya sudah lama ia impikan.
Rizky baru saja menjalani wisudanya pada 29 Juni 2019 lalu. Saat momen berharga tersebut, dia mencuri perhatian khalayak dengan mengenakan toga unik yang berbeda dari toga teman-teman seangkatannya, yakni toga dengan selempang hijau bertuliskan 'Grab'.Â
Rizky mengungkapkan, selempang ‘kesuksesan’ yang dia buat sendiri ini menjadi bentuk kebanggaan kepada Grab karena telah membawanya meraih impian terbesar, yakni lulus cumlaude, dan juga membantunya meringankan beban orang tua.Sehari-hari, Rizky harus menjadi tulang punggung keluarga. Hidupnya yang serba kekurangan membuatnya bekerja ekstra demi memenuhi nafkah. Ayah Rizky, keluar dari pekerjaannya karena terbentur masalah internal. Sementara, sang ibu hanyalah seorang ibu rumah tangga.Â
Rizky pun harus menjadi tulang punggung keluarga dan juga menyekolahkan kedua adiknya yang masih menimba ilmu di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Dasar (SD). Dengan tanggungan yang besar, wanita asal Yogyakarta ini memilih menjadi mitra pengemudi Grab pada layanan roda empat (GrabCar) sembari menekuni studinya sebagai mahasiswi jurusan Ekonomi Islam di Universitas Islam Indonesia.Â
Rizky bisa lulus tepat waktu dengan predikat terbaik di universitasnya, di tengah kesibukan sebagai mitra pengemudi dan guru les privat. Sejak semester awal, dia memang sudah terbiasa bekerja sambil kuliah sebagai guru les privat. Jenjang pendidikan yang ia ajarkan pun beragam, mulai dari TK hingga SMA.Â
Alasan Rizky saat pertama kali bergabung menjadi mitra pengemudi karena ingin membantu perekonomian keluarga. Terlebih, Rizky memiliki cicilan yang menunggak. Dari situ, mulai merasa bahwa pendapatannya sebagai guru les tak mencukupi demi menghidupi keluarga. Karena itu, harus terus memutar otak dengan mencari pekerjaan yang pemasukannya bisa mengimbangi kebutuhan. Namun, karena sudah terbiasa bekerja sambilan, memberanikan diri memilih menjadi mitra pengemudi.