“Pertama,  berilmu. Sampaikan sesuatu itu dengan berilmu, dengan pengetahuan sesuai kapasitasnya, sehingga  tidak miss-leading. Kedua,  berbudi yaitu ketika menyampaikannya juga dengan arif, santun dan bijaksana, tidak dengan provokatif. Ketiga, berhati-hati., siapa tahu ketika sampai  suatu informasi ke kita, ternyata setelah buru-buru kita posting, karena kita tidak hati-hati dan ternyata itu keliru bisa membuat suasana menjadi tidak baik dan memanas,†kata pria yang juga Staf Ahli Menteri Agama bidang Manajemen Komunikasi dan Indormasi ini
Mantan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah  Jakarta inimenilai bahwa ajang Pilpres lalu segregasi masyarakat banyak juga dipengaruhi oleh cara pandang keagamaan. Oleh karenanya pasca Pilpres ini sebagai warga negara tentunya perlu mengembalikan lagi cara pandang kita yang substantif dalam hal keagamaan. Karena yang esensial bahwa dalam  konteks Islam saja jangan kan sesama muslim,  sesama bangsa Indonesia ini tentunya kita semua ini merupakan satu kesatuan.
“Jadi saya kira kita di Indonesia ini sebagai negara hukum juga. Sebagai umat beragama saya ingin mengatakan  bahwa taat beragama itu sama artinya dengan taat bernegara. Sama halnya taat bernegara itu sebetulnya kita sudah mengimplementasikan dari ajaran agama itu sendiri,†tuturnya .
Artinya menurut pria yang juga Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) ini, ketika negara sudah memutuskan dalam konteks Pilpres kemarin yang mana MK juga sudah memutuskan hasilnya maka hal tersebut sudah merupakan instrumen negara. “Maka taat terhadap putusan MK itu adalah bagian dari cara beragama kita juga. Oleh karenanya hal tersebut harus kita taati juga. Masalahnya di media sosial itu masih banyak cara pandang yang ekstrim dengan mengabaikan nilai substantif itu sendiri,â€Â ujarnya
.
Untuk itu menurutnya, masyarakat jangan hanya terpaku pada keadaan yang ada di dunia maya saja yang dapat membuat sitausi menjadi panas, tamun juga harus melihat perkembangan di dunia nyata juga.  “Sebetulnya di media sosial itu juga sama di  alam yang menyatakan bahwa kita ini satu kesatuan bangsa Indonesia. Saya kira itu yang harus kita junjung bersama,†kata Oman.