PASCAruntuhnya Majapahit tahun 1478, kita telah menjadi bangsa yang lemah, sehingga berbagai intervensi asing mulai masuk, baik penjajahan secara fisik maupun ideologi.
Untuk itu perlu adanya gerakan moral berbasis budaya untuk mengembalikan keagungan dan kejayaan nusantara.
"Gerakan Kembali Ke Nusantara (GKKN) merupakan gerakan moral berbasis budaya, bersifat terbuka, inklusif dan non partisan," ujar Laksamana Muda TNI (Purn) Untung Suropati yang merasa prihatin melihat kondisi bangsa saat ini, Rabu, (5/6).
Dijelaskan Untung Suropati, untuk mengembalikan kejayaan nusantara ada sembilan jalan yang harus diambil, pertama kembali ke kesejatian
Pancasila sebagai weltanschauung dan philosophische grondslag yang dipahami, dihayati, dan dijalani sebagaimana seharusnya, dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional yang dipedomani sedemikian rupa sehingga arah dan gerak pembangunan tidak melenceng dari cita-cita dan harapan para pendiri bangsa
"Kedua, kembali ke nusantara artinya kembali ke jati diri sebagai generasi penerus bangsa Nusantara yang memiliki kesadaran, dilandasi ketulusan ingin menghargai karya, menghormati pemikiran, meneladani ajaran, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga kelestarian warisan budaya adiluhung Nusantara," jelas mantan Kadispenal ini.
Ketiga, lanjut Untung Suropati, kembali ke nusantara artinya kembali ke karakter dan tradisi sesuai cetak biru bangsa Nusantara sebagai 'trendsetter' sekaligus 'normsetter' dunia, bukan sekadar pembebek atau pengikut bangsa manca.
Keempat, kembali ke nusantara artinya kembali ke orisinalitas cetak biru bangsa Nusantara sebagai pusat gravitasi (center of gravity), bukan sekadar periferi (periphery) dunia.