SURABAYA, KRJOGJA.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni di Surabaya. Dalam kesempatan ini, Menristekdikti menekankan perguruan tinggi harus dijaga dari radikalisme dan diskriminasi karena dua hal tersebut tidak sesuai dengan Pancasila perjuangan pendiri negara di masa lalu.
"Kepala Lembaga (Layanan Pendidikan Tinggi), perguruan tinggi negeri, dan rektor-rektor harus menjaga kampus, menjaga NKRI, Pancasila sebagai ideologi negara, Undang-undang Dasar 1945 sebagai dasar negara dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, ini harus kita jaga," ungkap Menristekdikti Mohamad Nasir.
Menristekdikti menyampaikan semua perguruan tinggi perlu dipastikan tidak terdapat radikalisme dan diskriminasi. "Kampus tidak boleh lagi ada radikalisme dan diskriminasi. Saya sebagai menteri sudah tidak bedakan lagi antara negeri dan swasta. Contohnya upacara ini tidak di perguruan tinggi negeri. Ini dalam rangka mengurangi diskriminasi," ungkap Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir .
Setelah menghadiri Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Menteri Nasir menyempatkan diri melakukan Soft Launching Virtual Learning Environment of Adi Buana (Virlenda) Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Dalam soft launching ini, Nasir memberi kuliah singkat tentang Pancasila melalui konferensi video kepada mahasiswa dan dosen di Bangkalan, Madura dan Medan, Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini, Menristekdikti menjelaskan sejarah beberapa pihak yang menyebarkan gagasan radikalisme di perguruan tinggi Indonesia sejak 1983, terutama yang menyebarkan gagasan mendirikan khilafah.
"Mengabaikan para pendiri negara, mereka tidak memahami apa yang dilakukan para pendiri negara yang perjuangan tumpah darahnya dilakukukan demi harmonisnya antar elemen bangsa," ungkap Menristekdikti.
Di sisi lain Nasir menyambut baik upaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dalam mengembangkan Virlenda untuk mendukung pembelajaran elektronik (e-learning) dan pendidikan jarak jauh (distance learning). Nasir berpendapat pendidikan jarak jauh juga dapat meningkatkan kesatuan bangsa melalui terbukanya akses pendidikan yang berujung pada kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.