BOGOR, KRJOGJA.com - Indonesia kekurangan dokter hewan. Idealnya satu Pusat kesehatan hewan (Puskeswan) di satu kecamatan satu dokter hewan,tetapi kenyataannya belum.
Demikian Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet).Kementerian Pertanian, Dr.drh.NLP.Indi Dharmayanti, MSi. Di Bogor Rabu (27/3 2019)
Hal senada disampaikan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah drh. Heru Rahmadi.
“Lulusan dokter hewan dituntut mempunyai kemampuan menganalisis Big Data, menguasai artificial intelligent, serta mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan,†katanya.
Selain itu Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) salah satu unit kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menggelar bimbingan teknis (Bimtek) penanganan kesulitan melahirkan pada sapi melalui teknik bedah caesar. Bimtek bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para pelaku di bidang peternakan khususnya kesehatan hewan.
Kepala BB Litvet, Ni Luh Putu Indi Dharmayanti mengatakan melalui Bimtek ini, BB Litvet turut berkontribusi dalam mendukung program strategis kementerian pertanian diantaranya Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) dan Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja).
“BB Litvet merupakan bagian dari Bogor Agro Science Techno Park (BASTP) yang menjadi lokasi tempat pembelajaran teknologi unggul di bidang pertanian dan penerapannya untuk mendukung pengembangan pertanian, termasuk di dalamnya mendukung program strategis Kementerian Pertanian,†tutur Indi.
Program Upsus Siwab yang digulirkan sejak 2017 telah menghasilkan banyak capaian. Pada 2019 kegiatan Upsus Siwab dilanjutkan untuk optimalisasi reproduksi ditargetkan angka akseptor 3 juta ekor, angka kebuntingan 2,1 juta ekor, dan angka kelahiran 1,68 juta ekor. Sedangkan untuk Program Bekerja merupakan program pemberdayaan ekonomi rumah tangga miskin melalui bantuan ternak ayam dan sarana pendukungnya.