JAKARTA, KRJOGJA.com - Kementerian Kesehatan pada 2019 ini fokus pada kesehatan ibu dan anak guna menekan angka kematian serta menurunkan angka anak-anak yang lahir stunting.
Demikian Menkes Nila F Moeloek ,di kantornya Jakarta, Kamis (10/1 2019) .
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) tahun 2018, angka kematian ibu menurun.
Selain kesehatan ibu dan anak, Menkes menyebut, kasus stunting juga ingin diturunkan. "Kita menginginkan anak-anak kita menjadi anak-anak yang cerdas. Kita ini masih tiga anak di antara 10 menderita stunting," kata Menkes.
World Health Organization (WHO) hanya memperkenankan dua anak dari 10 yang menderita stunting. "Kalau bisa kita di bawah itu, tidak ada lagi anak yang kekurangan gizi," katanya.
Sebab, kondisi stunting pada anak tak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga kecerdasan anak. Bahkan ke depannya, anak yang stunting juga berpotensi mengalami penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung.
Sedangkan pada 2018, telah membangun 256 Puskesmas yang berada di daerah tertinggal dan perbatasan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan Puskesmas mulai dari fisiknya, peralatan kesehatan, rumah dinas, dan termasuk transportasi seperti ambulans.
"Tahun 2017 kita bangun dari DAK, 110 Puskesmas di perbatasan. Di 2018 sebanyak 256 Puskesmas," kata Nila.
Pembangunan 110 Puskesmas perbatasan pada 2017 dilakukan di 48 kabupaten. Sementara 256 Puskesmas pada 2018 Â di 49 kabupaten di daerah tertinggal dan perbatasan. Rencananya pada 2019 Kemenkes akan membangun 279 rumah sakit di daerah tertinggal dan perbatasan.
Sementara untuk rumah sakit, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Bambang Wibowo mengatakan selama lima tahun pemerintahan sejak 2014 pemerintah menargetkan pembangunan 64 rumah sakit.