Ia menyarankan harus ada kerjasama menyeluruh antara badan dan lembaga negara untuk mendinginkan suasana . BNPT, BSSN, Bawaslu, TNI, Polri, melalui bidang siber mereka, setiap hari tidak boleh berhenti menyampaikan pesan damai melalui medsos.Â
“Rangkullah ulama dan tokoh agama yang memiliki kharisma, sehingga masyarakat bisa lebih tertata dan terjaga,†tukasnya.Â
Selain itu, kata Hendri, perlu ada semacam relawan yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat untuk melawan upaya-upaya perpecahan itu, baik di alam nyata maupun maya. Ini akan menjadi langkah pemberdayaan masyarakat yang kesannya kecil, tapi akan berdampak sangat besar bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Â
“Saya kira perlu ada gerakan relawan milenial tapi gerakannya akan seperti apa yang dan bisa mencakup pendukung Capres 01 dan Capres 02 dan di mengerti masyarakat secara cepat. Saya yakin pasti sebagian bahkan seluruh rakyat indonesia tidak ingin pecah apalagi cuma gara-gara medsos,†tuturnya.Â
Hendri yakin bila gerakan relawan milenial itu mulai bergerak, maka para anak muda Indonesia akan bersatu. Ia juga mengajak seluruh pihak agar tidak khawatir dengan adanya kubu-kubuan jelang Pilpres.Â
“Menurut saya kubu-kubuan tidak perlu dikhawatirkan, biar kubu-kubuan itu diselesaikan pada saat Pilpres 2019. Pada saat anda mencoblols silakan mencoblos, tapi begitu keluar TPS selesai. Toh setelah nyoblos kita tetap sama yaitu rakyat Indonesia. Satu lagi, kalau ngomongin politik harus pakai hati, akal sehat, dan nalar, serta utarakan lewat mulut, boleh juga lewat jempol, tapi angan sampai hatinya yang justru terkena provokasi politik. Semoga kita tetap adem sampai Pilpres nanti,†pungkas Hendri.(*)