JAKARTA,KRJOGJA.com — Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kementerian Pariwisata, Ryanto Sofyan mengatakan, digital tourism sangat dibutuhkan saat ini untuk meningkatkan wisatawan ke Indonesia.
Menurut Sofyan saat ini sudah 70 persen pelaku usaha pariwisata sudah menggunakan digital tourism untuk menjalankan usaha mereka. Namun dibutuhkan inovasi dan marketplace yang bisa bersaing dengan negara lain dalam menjaring wisatawan.
“Digital tourism sangat dibutuhkan saat ini untuk meningkatkan wisatawan ke Indonesia. Saat ini sudah 70 persen pelaku usaha pariwisata sudah menggunakan digital tourism untuk menjalankan usaha mereka. Namun dibutuhkan inovasi dan marketplace yang bisa bersaing dengan negara lain dalam menjaring wisatawan,†kata Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kementerian Pariwisata, Ryanto Sofyan, disela sela peluncuran aplikasi wisatamuslim.com di Jakarta, Sabtu malam (24/11).
Dikatakan, dengan adanya digital tourism, jumlah wisatawan ke suatu destinasi bisa meningkat tajam. Pasalnya digital tourism, akan memudahkan orang mulai mencari destinasi, mencari hotel, penerbangan hingga melakukan pembayaran selama berwisata.
Dicontohkan, waktu Lombok diajukan sebagai destinasi wisata halal dan destinasi bulan madu ke Organisasi wisata dunia ( WTO) jumlah wisatawan ke Lombok hanya 1 juta orang per tahun, namun setelah Lombok dinobatkan sebagai destinasi halal dan tempat bulan madu terbaik di dunia, dan beritanya banyak ditayangkan melalui digital maka jumlah wisatawan ke Lombok mencapai 1,4 juta orang.
Dengan meningkatnya wisatawan ini, maka pendapatan devisa juga meningkat, karena setiap wisatawan yang ke Lombok pengeluarannya mencapai 1.000 dolar AS, sehingga perolehan devisa mencapai Rp 6 triliun per tahun. Sedangkan biaya untuk promo di Lombok hanya sekitar Rp 5 miliar.
“Berkat digital, semua yang terkait wisata akan menjadi lebih mudah, murah dan menyenangkan, “ tegasnya.
Aplikasi Wisata Muslim