Lokot menjelaskan, ekonomi Islam Malaysia bahkan dunia yang prospektif untuk dikembangkan seperti makanan halal, busana Islami, pariwisata halal, kosmetika halal dan halal obat-obatan.Â
"Destinasi Danau Toba secara pararel harus mempersiapkan ini. Karena indahnya Danau Toba tidak dimiliki negara-negara timur tengah yang mayoritas muslim. Kita bisa memulainya dari wisatawan Malaysia ini,"katanya.Â
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman membenarkan wisatawan Muslim memerlukan kepastian makanan halal melalui label halal. Menurut Dadang, berdasarkan data dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), makanan dan belanja memiliki kontribusi yang terbesar bagi pariwisata.
"Karena itu perlu kesadaran pelaku usaha pariwisata untuk memiliki sertifikat halal," kata Dadang.
Menurut data Bekraf, 41,69 persen pemasukan di sektor pariwisata adalah untuk kuliner dan 33,85 persen untuk busana dan kriya. "Potensi pariwisata luar biasa. Pariwisata menempati posisi kedua dalam sektor unggulan pembangunan 2018," jelasnya.
Dadang mengatakan sumbangan pariwisata terhadap pendapatan domestik bruto terbesar kedua setelah kelapa sawit dan sudah melampaui sektor minyak dan gas. (*)