JAKARTA, KRJOGJA.com – Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menargetkan sebanyak 14.000 anggotanya tersertifikasi hingga akhir tahun ini.
Sertifikasi tersebut penting agar profesi insinyur Tanah Air bisa lebih berkiprah luas tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.
â€Mudah-mudahan saat Kongres PII di Padang, Desember mendatang target tersebut tercapai. Sertifikasi ini sudah kami terapkan bahkan sebelum undang-undang tentang insinyur keluar,†kata Ketua PII Hermanto Dardak di Jakarta.
Dia menambahkan, saat ini total lulusan sarjana teknik di Indonesia mencapai 900.000 orang. Dari jumlah tersebut, memang tidak semua berkarier di bidang teknik sehingga tidak mengambil sertifikasi. Di level ASEAN, insinyur Indonesia yang tersertifikasi dalam lingkup kontinental baru sekitar 500 orang.
Jumlah tersebut harus terus ditingkatkan agar kiprahnya lebih luas lagi. Menurut Hermanto, profesi insinyur sangat strategis karena selalu terlibat langsung dalam pembangunan nasional. Untuk itu, para insinyur dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, termasuk di era disrupsi seperti saat ini.
â€Sekarang zamannya Revolusi Industri 4.0, para insinyur juga harus berperan mengikuti tren tersebut. Industri ini nanti arahnya sudah ke internet of thing (IoT) dan kita harus siap untuk itu,†ucap dia.
Sementara itu, penyelenggaraan Kongres PII XXI dan Dialog Nasional pada 6-7 Desember 2018 di Padang, Sumatera Barat akan diikuti oleh seluruh anggota PII yang tersebar di 152 cabang di Indonesia.
Kongres tersebut akan mengambil tema â€Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Keinsinyuran dan Penerapan Teknologi Cerdas: Mewujudkan Kedaulatan Industri Indonesiaâ€. (*)