Sekaten Tak Lengkap Tanpa Endog Abang

Photo Author
- Minggu, 18 November 2018 | 10:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Seperti halnya sego gurih, Sekaten juga selalu identik dengan 'endog abang' dan juga 'sekar kinang ganten'. Dua hal tersebut senantiasa menyertai perjalanan Sekaten dari tahun ke tahun. Dan biasanya juga, yang menyediakan barang-barang tersebut usianya tidak lagi muda.

"Sudah jualan endog abang dan kinang ganten sejak tahun 1970," ucap Painah (75), Warga Pandak Bantul saat dijumpai KRJOGJA.com, Sabtu (17/11/2018).

Ketika ditanyakan makna dari endog abang, Painah menggeleng lemah. Hanya saja yang pasti diketahuinya bahwa yang dilakukan tersebut menjadi upaya melestarikan tradisi. Hal tersebut diwarisi dari orangtuanya yang juga bergelut dalam profesi serupa.

"Kalau yang sekar kinang ganten itu katanya dari Syahadatain yang kemudian disebut ganten," ucap Painah. 

Keseharian Painah sebenarnya bukan dihiasi dengan jualan endog abang. Ia khusus hanya berjualan benda-benda tersebut jelang prosesi Miyos Gangsa. Selama sepekan, ia akan berada di Halaman Masjid Gedhe Kauman. Baru nanti mengemasi dagangan untuk pulang sesaat setelah Gunungan Garebeg Mulud selesai diperebutkan.

"Alhamdulillah namanya rejeki. Tiap telur dijual Rp 4-5 ribu. Banyak yang beli. Orangtua dan anak muda juga banyak," ungkap Painah.

Sementara abdi Widya Budaya Kraton Yogyakarta KRT Rinta Iswara juga mengatakan meski endog abang selalu menyertai Sekaten, tapi tidak ada referensi khusus mengenai benda-benda tersebut. 

"Kalau secara fisik, kemungkinan karena telur itu dulu termasuk makanan kelas atas. Dulu kan belum ada roti atau lainnya. Jadi telur itu ya dipakai kegiatan khusus, seperti Sekaten," jelas Kanjeng Rinta. (Feb)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X