RASANYA memang tidak masuk akal. Akibat likuifaksi, banyak bangunan dan jalan beraspal berpindah tempat. Bahkan Juga lapangan sepakbola beserta fasilitas pendukungnya. Namun demikian kondisinya sudah rusak parah.Â
Itulah kenyataan dari fenomena likuifaksi di Desa Sibalaya Selatan Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi Sulteng. "Itu lapangan yang semula berada di timur sana. Itu tribunnya masih ada, " kata Susilo, warga setempat sambil menunjuk ke arah barat.Â
Abdul Ghofur, Kades, kepada 'KR' menjelaskan, rumah 146 KK rusak. 46 karena gempa saja dan 100 rumah juga kena likuifaksi. Mereka dihuni 460 jiwa. Sedang korban jiwa 3 orang. "Untuk fasilitas umum yang rusak parah antara lain Masjid Ar-Rahman " katanya usai menerima bantuan pembaca 'KR' berupa beras 150 plastik (750 kg), gula pasir 150 kg, minyak goreng 150 liter, sarden 150 kaleng, dan sabun cuci 800 gram sebanyak 150 bungkus.Â
Ketika 'KR' menengok masjid tersebut masih berupa reruntuhan yang belum disentuh. Atap dan temboknya porak - poranda berserakan. Tanah sekitarnya berupa bongkahan-bongkahan. Sebagian pagar berikut papan nama masjid masih ada, meski posisinya sudah berubah. Masjid tersebut bergeser ke barat sekitar 300 meter dari tempat semula. Selain itu juga ada beberapa meter aspal jalan yang juga berpindah.Â
Masjid bisa dikatakan remuk, namun ada satu jemaah yang selamat. Dia adalah Safruddin S Fatah (75 tahun) yang juga orangtuanya Abdul Ghofar (Kades). Ketika ditemui KR di huntara, pria tersebut menjelaskan sejak awal gempa sampai likuifaksi berhenti ia tetap di dalam masjid. Meski seng dan benda-benda di atasnya berjatuhan, tetapi tidak ada yang mengenai dirinya. Hanya ada satu baleg kayu yang mengenai pundaknya, namun tidak sampai luka.Â
"Begitu terjadi gempa saya langsung adzan berulang-ulang. Saat manjing maghrib, saya langsung salat supaya kalau meninggal sudah salat maghrib. Saya baru ditolong sekitar jam 9," kata pria yang tidak pernah lepas dari tasbihnya.Â
Sementara itu Sudarmiati menceritakan, saat terjadi likuifaksi , dirinya langsung lari ke luar rumah. Karena tanah di depan pintu sudah terbelah, ia bersusah payah menyelamatkan diri. Akhirnya sampai pada hamparan sepenggal aspal jalan yang masih utuh, iapun langsung naik ke atas aspal yang sedang tersebut.Â
Â