Pengawetan gedek ini menarik perhatian delegasi  ICCF, salah satunya Adi Ampolo (50) dari komunitas Rumah Estribi Atam Bua, Belu, NTT. Beliau menganggap ini suatu kreatifitas yang luar biasa, karena memanfaatkan sumber daya alam dan masyarakat setempat.
Pengawetan gedek ini bagi Adi sangat inovatif, berbeda di tempatnya. Di Belu, bambu yang dijadikan gedeg juga ada tapi hanya bambu di pilar lalu dijadikan dinding, loteng, lantai dan perabot lainnya. Tidak melalui tahapan pengawetan dan durasi awetnya tentu tidak selama yang melalui proses pengawetan
Adi juga menyampaikan harapanya inovasi ini tidak hanya berhenti di tempat ini saja. Bisa menyebar luas, banyak yang menerapkan dan bisa menginspirasi orang banyak. Selain itu pengawetan bambu ini bisa membantu masyarakat setempat dalam mencukupi kebutuhanya sehari-hari. (Fathoni)