JAKARTA, KRJOGJA.com - Dana desa yang sudah digelontorkan pemerintah dalam 4 tahun terakhir bukan hanya untuk membangun infrastruktur, tapi juga untuk membangun sumber daya manusia, membangun lingkungan kasih sayang di perdesaan-perdesaan.
“Kemarin tiga tahun kita konsentrasi fokus membangun infrastruktur, tapi ke depan penting bagi kita untuk membangun sumber daya manusia, menyiapkan anak-anak, kesehatan, pengembangan ekonomi rakyat, termasuk Bumdes (Badan Usaha Milik Desa),†kata Presiden Joko Widodo Jokowi seperti dikutip dari Setkab.go.id, Selasa (9/10/2018).
Dikutip dari data yang disampaikan Menko PMK Puan Maharani, Jokowi mengemukakan, pada 2015 anggaran Dana Desa sebesar Rp 20 triliun, tahun 2016 menjadi Rp 47 triliun, tahun 2017 naik jadi Rp 60 triliun, dan tahun 2018 ini sebesar Rp 60 triliun. Sementara tahun depan dianggarkan Rp 73 triliun.
“Uang segede itu, artinya total sampai sekarang saja sudah Rp 187 triliun, sampai akhir tahun ini. Hati-hati mengelola dana sebesar ini, Rp 187 triliun, belum lagi ditambah tahun depan Rp 73 triliun,†tutur Jokowi.
Jokowi mengingatkan, dana yang besar seperti ini harus tepat sasaran. Oleh sebab itu, ada yang namanya pendamping desa. “Ini yang penting sekali peranannya,†ujarnya.
Jokowi menegaskan, munculnya angka Rp 187 triliun itu harus betul-betul memberikan manfaat bagi rakyat desa, bagi masyarakat desa. Ia mengajak semua pihak terkait untuk membuat bagaimana agar Dana Desa ini betul-betul bermanfaat.
“Artinya apa? Pembangunan desa tidak boleh setengah-setengah. Tidak boleh nanggung-nanggung, tidak boleh basa-basi. Ini harus betul-betul bermanfaat bagi masyarakat,†tegasnya.
Menurutnya, perlu mengingatkan, terutama kepada para pendamping dan pengguna anggaran agar pembelian barang-barang itu pembeliannya di desa dan sekitarnya. Mungkin bisa di desa, kalau enggak bisa di kota/kecamatan.