LOMBOK, KRJOGJA.com - Gempa berturut turut dalam waktu satu bulan membuat trauma warga Lombok yang berada di pengungsian. Selain rumah hancur atau pun rusak berat, setiap saat merasakan goyangan bumi. Terakhir, gempa pukul 09.30, Jumat (31/8/2018) dengan kekuatan 5.1 SR yang sumbernya berada di dekat pemenang Lombok Utara kian membuat warga tidak mudah melepaskan trauma yang mereka alami.
Baca Juga: UGM Bakal Bangun 50 Rumah untuk Korban Gempa Lombok
Meski demikian, banyak warga mulai disadarkan untuk keluar dari kepanikan untuk kemudian membangun optimis. Apalagi frekuensi terjadinya gempa, sudah menurun. Status sebagai pengungsi, seakan menjadi beban untuk bangkit. Mereka perlu kembali beraktivitas, memenuhi tanggungjawab sebagai keluarga maupun pelajar untuk remaja dan anak-anak.
"Saya bukan pengungsi, tapi calon penghuni surga. Sabarlah, pasti akan ada kemudahan." Begitu para relawan keagamaan Islam menyampaikan pesan berkali-kali kepada para warga korban gempa. Ada juga pesan, "Rumahku hancur, tetapi imanku tak boleh hancur."
Pesan pesan tersebut mengajak kepada warga korban gempa untuk tetap ingat kepada Allah SWT. Dan menganggap bahwa gempa dahsyat tersebut sebagai ujian. Bukan kemudian meninggalkan atau menyalahkan Sang Pencipta.
Baca Juga: Fokus Bangun Rumah Tahan Gempa di Wilayah Terpencil, UGM Kirim Tim KKN ke Lombok
Untuk mengingat kembali pada Allah, sejumlah ustad dan ustadzah terjun ke posko-posko pengungsian. Selain karena inisiatif kelompok dakwah mereka, juga ada permintaan dari Ketua Posko atau kepala RT, kepala dukuh. Permintaan tersebut disambut baik dengan menerjunkan para pendakwah. Dakwah itu tidak hanya untuk orang tua, baik ibu dan bapak-bapak, juga remaja dan anak-anak. Selain disampaikan mengenai makna kehidupan untuk beribadah, juga diajarkan pembacaan Alqurnan. Membaca Alquran ini menjadi penting bagi mereka untuk terus membaca Firman Allah.Tidak sedikit para pengungsi yang belum bisa membaca Alquran.
Para pendakwah merasa terbantu dengan kuatnya kemauan warga korban mengikuti ceramah. Seperti warga pengungsi RT 01 Dusun Setangi Desa Malaka Kecamatan Pemenang Barat, Lombok Barat. "Kami sangat senang dengan kedatangan ustad dan ustadzah ke posko pengisian kami. Warga kami perlu dibangkitkan kembali semangatnya melalui pesan-pesan agama," ujar Ketua RT 01, Dusun Setangi, Desa Malaka Lombok Utara, Syaiful.