Run to Care Yogya- Semarang 2018, Berlari Sekaligus Berbagi

Photo Author
- Sabtu, 11 Agustus 2018 | 08:30 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Sebanyak 275 pelari berusaha menaklukkan rute sejauh 150 kilometer dari Yogyakarta menuju Semarang dalam gelaran Run To Care Yogyakarta - Semarang 2018. Start berlangsung, Jumat (10/8/2018) tadi malam di Museum Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta.  

Turut berlari aktor Ibnu Jamil dan pelawak Sogi Indra Dhuaja yang berlari sejauh 30 km. Keduanya menantang publik untuk memberikan donasi sebesar satu juta, karena setiap Rp 1 juta donasi yang terkumpul, mereka akan berlari sejauh 1 km. Seluruh langkah para pelari yang ambil bagian dalam ajang ini  sepenuhnya didedikasikan untuk ribuan anak muda SOS Children's Villages Indonesia. Seluruh pelari akan diberi waktu maksimal 38 jam untuk menyelesaikan misi mereka hingga garis akhir di SOS Children's Village Semarang Banyumanik. 

Para pelari terbagi 3 kategori yakni Individu sebanyak 97 pelari, relay 70-80 km 84 pelari dan team 35-40-35-70 km sebanyak 96 pelari. Dalam perjalanan mereka wajib berhenti di dua titik check point yang terletak di kilometer 42, Rik Rok Kriya Seni dan Km 77 di SMPN 3 Pakis. Adapun rute yang dilewati meliputi Kota Yogya - Godean - Borobudur - Ketep - Ambarawa - Banyumanik. 

"Target kita Rp 2 miliar dari even ini karena setiap anak membutuhkan minimal   Rp 1 juta untuk mendapatkan pendidikan yang layak setiap tahunnya," ujar Greg Hadi Nitihardjo, Direktur Nasional SOS Children's Village Indonesia. 

Hadi menambahkan, generasi muda yang bagus salah satunya ditentukan dari kualitas pendidikan yang didapatkan. SOS Chindren's Village menampung sedikitnya 2000 anak kurang beruntung yang dibentuk untuk menjadi generasi muda berkualitas di masa mendatang. "Generasi yang berkualitas salah satunya dipengaruhi kualitas pendidikan yang didapatkan. Kami ingin anak-anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas, sehingga mereka memiliki masa depan yang bagus," sambungnya. 

Ibnu Jamil saat konferensi pers menjelang start mengaku merasa tertantang, karena tak hanya sekadar berlari, tapi mereka sekaligus menanamkan kepedulian pada pendidikan anak-anak kurang mampu untuk membentuk generasi muda yang berkualitas di masa depan. Ia melihat, tak banyak usaha pemerintah dalam mengatasi masalah anak muda, terutama pendidikan. Pemerintah cenderung memperhatikan hasil tanpa melihat proses yang dilalui. Sepakbola misalnya, di usia dini banyak pemain Indonesia yang mampu meraih prestasi di berbagai ajang hingga di Eropa, namun saat dewasa mereka seolah hilang.  

"Saya suka lari, ditantangin untuk ikutan donasi. Bisa melakukan hobi sekaligus donasi, semoga dengan bantuan semuanya bisa mengubah pikiran banyak orang yang lari hanya untuk senang-senang, tapi disini sekaligus berbagi untuk generasi penerus bangsa," kata Ibnu Jamil.  

Hal senada diutarakan pelawak, Sogi Indra Dhuaja. Ia yang bukan pelari profesional ingin ikut berperan menanamkan kepedulian kepada anak-anak kurang mampu yang membutuhkan pertolongan dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas.(Yud)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X