MALANG (KRjogja.com) - Insiden kerusuhan yang dilakukan Aremania diawali oleh segelintir oknum yang tiba-tiba merangsek memasuki lapangan Stadion Kanjuruhan. Hal itu saat babak kedua memasuki masa injury time di menit ke-92. Hal ini dibenarkan oleh Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung yang menyebut ada beberapa suporter Aremania yang memasuki lapangan dan melakukan pelemparan.
"Beruntung bisa diredam para petugas. Personel kami langsung bergerak cepat, sebelum terjadi kerusuhan meluas yang tidak diinginkan," ujar Yade Setiawan saat ditemui Okezone di Mapolres Malang, Senin (16/4/2018).
Menurutnya ini hanya kericuhan sebagian kecil suporter yg berupaya masuk lapangan. Pihak match steward berupaya menghalangi.
"Dari pihak keamanan Polri dan TNI juga berupaya menghalau secara persuasif. Alhamdulillah situasi cepat kondusif. Suporter tenang kembali," lanjutnya.
Ia menambahkan, suporter yang luka bukan karena lemparan benda tumpul, tapi karena terinjak saat berdesak-desakan sehingga mengalami sesak napas. Pihaknya juga menyatakan tak ada oknum suporter yang diamankan polisi. Kalaupun ada yang diamankan hanya satu orang suporter yang kedapatan mabuk dan membawa minuman keras sebelum kericuhan pecah.
"Tidak ada yang diamankan. Memang sebelumnya ada yang diamankan satu orang tapi karena memukul sesama suporter dalam keadaan mabuk di dalam stadion. Itu sebelum kerusuhan terjadi," jelasnya.
Terkait satu suporter yang hanya mengenakan celana dalam yang diamankan steward, Yade Setiawan mengungkapkan yang bersangkutan langsung dilepaskan oleh pihak steward karena kurang cukup bukti.
"Suporter yang dimaksud yang diamankan steward sepertinya langsung dilepas," pungkasnya.