MATARAM, KRJOGJA.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berkunjung ke pondok pesantren di Nusa Tenggara Barat (NTB). Melihat para santri di hadapannya, Moeldoko terkenang dengan masa kecilnya.
Moeldoko berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Manshuriyah Ta'limusshibyan, Bonder, Lombok Tengah. Dia bertemu dengan pengasuh Ponpes, TGH A Taqiuddin Manshur. Moeldoko memberi tausiyah kepada 200 santri di sini.
"Dulu Moeldoko kecil tinggalnya di dusun, jauh dari kecamatan. Moeldoko kecil tinggalnya di langgar atau musala. Pagi-pagi jam 4.00, anak-anak kecil termasuk saya sudah dibangunkan Kiai Slamet pakai rotan. Setelah itu belajar mengaji bersama. Baru dari situ pulang ke rumah, membantu orang tua di sawah. Kadang-kadang menyiram tembakau, membuat lubang untuk menanam jagung, atau memanen padi pakai tangan. Tergantung musimnya," kata Moeldoko kepada para santri.
Moeldoko juga berpesan agar santri selalu menjaga diri dari narkoba. Dia bicara juga soal potensi lokal NTB, yakni buah-buahan seperti manggis, durian, dan rambutan. Manggis diminati oleh warga China, Taiwan, dan Hongkong.
Kegiatan-kegiatan seperti ini dijalankan menggunkaan tanda pagar #SantriBicara dan #KSPMendengar. "Untuk itu, kami ingin banyak mendengarkan, termasuk dari kalangan santri dan ulama," kata Moeldoko.
Situasi sosial mayoritas warga NTB adalah masyarakat agraris dengan kesadaran religius yang tinggi. Maka KSP juga akan berkunjung ke sejumlah pondok pesantren di NTB. Lewat kunjungan seperti ini, masukan-masukan untuk pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) bisa dikumpulkan.
KSP menyoroti kualitas SDM di NTB yang perlu ditingkatkan. NTB dengan jumlah penduduk sekitar 4,7 juta jiwa punya indeks pembanguna manusia (IPM) yang masih perlu ditingkatkan.
"Provinsi ini mendapatkan perhatian besar dari Presiden Jokowi dan pemerintah pusat karena dari sisi IPM banyak yang harus diperbaiki dan dikerjakan di Provinsi ini," ujar Moeldoko.