Kementan Dapat Apresiasi dari FAO

Photo Author
- Kamis, 8 Maret 2018 | 22:10 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di sela the Fourth Jakarta Food Security Summit (JFSS-4) di Jakarta Convention Center Senayan, pada tanggal 8 Maret 2018 melakukan pertemuan bilateral dengan Asisten Dirjen FAO/Kepala FAO Regional Bangkok (ADG FAO Bangkok), Ms. Kundhavi Kadiresan.

Dalam pertemuan ini, Menteri Pertanian didampingi oleh Dr. Mat Syukur (Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional) dan Ir. Baran Wirawan, MSc. (Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Tata Hubungan Kerja Lingkup Kementan). Sementara Ms. Kundhavi Kadiresan didampingi oleh Kepala Perwakilan FAO di Jakarta, Mr. Mark Smulders.

Pada kesempatan tersebut, Amran menyampaikan capaian pembangunan pertanian melalui program UPSUS. Program ini mencakup semua aspek yang berkontribusi untuk menciptakan sebuah kondisi pertanian yang sehat.

Aspek tersebut meliputi: (1) perubahan mendasar atas kebijakan-kebijakan yang menghambat pelaksanaan program; (2) perbaikan infrastruktur; (3) penguatan peran peran industri hilir; (4) introduksi asuransi pertanian; dan (5) memperpendek rantai pasok komoditas pertanian. Pada tahap pelaksanaannya, program UPSUS mencakup berbagai macam terobosan yang revolusioner.

Pada tahun 2017, produksi padi meningkat secara dramatis sebesar 10,5 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) yang setara dengan USD 3,23 Miliar. Kenaikan produksi yang dramatis tersebut juga tercatat pada 43 komoditas pertanian lainnya, termasuk bawang merah dan cabai yang nilai kumulatifnya berjumlah sekitar USD 27,08 Miliar. Angka ini adalah yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Meskipun El Nino yang menghancurkan wilayah pertanian skala luas terjadi di negara kita, kami masih dapat menjaga pasokan domestik dari beberapa komoditas pangan strategis, dan bahkan berhasil mengekspor beras khusus sejumlah 4 ribu ton, bawang merah 7,7 ribu ton, dan jagung 57 ribu ton.

Secara kumulatif, nilai ekspor pertanian 2017 naik 24 persen dibandingkan tahun 2016. Kedepan, Kementerian Pertanian telah menetapkan target sebagai pemasok bahan pangan utama di dunia.

Amran optimis untuk mewujudkan target ini pada tahun 2045 dengan mempertimbangkan besarnya sumber daya yang ada di Indonesia termasuk besarnya keanekaragaman hayati dan ekosistem pertanian, luasnya potensi lahan subur untuk pertanian, melimpahnya tenaga kerja, tersedianya inovasi dan teknologi, dan besarnya potensi pasar dalam negeri dan internasional.

Merespon hal tersebut, ADG FAO Bangkok menyampaikan apresiasi atas capaian Pemerintah RI di sektor pertanian. Secara khusus, ADG FAO mengapresiasi pelaksanaan program asuransi pertanian dan sistem informasi pemantauan pertanian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X